Mohon tunggu...
Muna Handifo
Muna Handifo Mohon Tunggu... Lainnya - single fighter street fighter

petani tradisional, pernah terdampar di pasar tradisional, terkungkung di warung tradisional dan melakoni street marketing

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Masturbasi" Terganjal Tatib

21 Februari 2011   12:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana sebagai blog sosial tempat para kompasianer menuangkan pikiran-pikirannya tentu tidak sedikit menghadirkan penulis-penulis yang kontroversial. Kontrversial dalam hal ini mengenai judul dan isi tulisan yang memancing provokasi, tendesius dan tentu kemarahan dari kompsianer lain yang merasa “terganggu”.

Tulisan semacam ini bukan berarti tidak memiliki penggemar. Banyak penggemar yang penasaran, ikut terjebak atau mungkin ada nilai-nilai positif yang ada di dalamnya, ada juga penggemar yang karena kebenciannya pada keyakinan tertentu sehingga dia ikut-ikutan mendukung bahkan membela “mati-matian”.

Tulisan-tulisan seperti itu bukan berarti tidak ada yang “benci” bahkan mungkin lebih banyak yang benci, namun mereka tidak mau menampakandiri karena tidak mau ikut dalam perdebatan yang panjang yang kesimpulannya masing-masing mau menang sendiri. Banyak tulisan-tulisan yang memberikan tanggapan terhadap penulis-penulis controversial yang mendapat sambutan hangat dari kompasianer, yang terkadang mengkibatkan ketersinggungan dari kompasianer lain.

Apakah tujuan menulis ? tentu ada bermacam-macam, ada yang sekedar menyalurkan hoby, ada yang ingin menyampaikan pesan tertentu, ada yang motif ekonomi, ada yang cari sensasi, dan lain sebagainya. Dan sangatlah elok tulisan-tulisan bermanfaat bermanfaat bagi orang banyak dan tidak menimbulkan kemar ahan bagi pihak lain.

Dan ada pula penulis yang mungkin sekedar melakukan “masturbasi” pemikiran yang indah bermain dalam pikirannya saya menyebutnya penulis “masturbasi”. Bagaima ciri-ciri penulis yang “masturbasi”.

Dalam pandangan saya penulis masturbasi adalah :

1.Pertama : Mau menyenangkan dirinya sendiri dan pihak-pihak yang ikut di dalamnya yang akhirnya melahirkan    senggama pemikiran.

2.Kedua :Marah, protes bahkan mengundurkan dirijika masturbasi yang dilakukannya terganjal oleh tata aturan atau norma-norma di wilayah tempat “masturbasi”.

3. KetigaKarena nikmatnya masturbasi pemikiran sehingga penulis-penulis yang terganjal(yang meninggalkannya akan selalu di karuniai kesepeian, kekosongan dan selalu ingin kembali, karena sensasi yang di timbulkan karena sambutan hangat pengagumnya atau yang lainnya dan selalu ingin kembali dengan berbagai dalih yang di buat untuk memuaskan fantasy pemikirannya.

Bagaimanapun penulis-penulis yang mau melakukan masturbasi pemikiran di blok social, jelas akan terganjal tata tertib yang telah di buat oleh pihak pemilik blog (Admin), yang menjadi syarat dan ketentuan para kompasianer menjadi anggota. Karena bagaimanapun “masturbasi” pemikiran di wilayah social akan menyebabkan kemarahan, keter singgungan dari mereka yang merasa tersakiti dan terhakimi.Sementara yang melakukan “masturbasi” akan mengabaikan norma-norma yang ada karena nikmatnya “masturbasi” itu tadi.

Saya Punya Analogi “ seorang suami dan istri yang mau bersenggema, atau katakanlah seorang laki-laki dan perempuan yang mau “berhubungan”. Tidak ada yang larang kalau dia berhubungan di kamar di tempat yang jauh atau di tempat lain yang tidak di lihat orang lain. Namun itu akan memancing kemarahan, risih dan pasti malu bagi orang-orang yang melihatnya di lakukan di ruang terbuka , kecuali kalau wilayah itu sudah benar-benar bebas aturan.

Kompasiana (Baca : Admin) sadar dan saya yakin sangat mengerti analogi tersebut sehingga melakukan penertiban atas tulisan-tulisan yang sekedar“masturbasi”.

Bila tidak merasa melakukan “masturbasi” yang melanggar tatib silahkan protes ke admin.

Terima kasih.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun