Kata orang, masa lalu tak pernah tua dibenak para pelakunya. Merujuk sejarah, roti bakar muncul dari memanggang roti yang tak lagi segar, di masa lalu, abad 18 saat Eropa dilanda krisis pangan. Di Indonesia, Roti Bakar dikenal sekira 50 tahun yang lalu. Kini Roti Bakar mirip Nasi yang semua orang kenal; pernah makan. Nyaris tanpa dilema sejarah, Roti Bakar mendapatkan tempat dihati para pewarisnya, ialah kita.
Adalah Roti Bakar Rahayu, mangkal di Jl. Samratulangi Joho Mahanan, Surakarta. Dibidani Said & Ahmad, duo pemuda asli Solo. Enam bulan silam, satu bentuk gairah tak ingin tinggal diam. Begitulah jiwa pengusaha. Kuliner bukanlah bisnis tanpa tantangan, bahkan saking rapatnya persaingan, tidak sedikit Bakul Roti Bakar yang gulung tikar, atau memilih bertahan ditengah gempuran persaingan. Mendirikan usaha ditengah kemelut ekonomi tentu bukan hal gampang. Rupanya Said dan Ahmad memiliki satu landasan pacu yang tepat untuk menerbangkan Roti Bakar Rahayu, ialah analisis SWOT, kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). "Dengan kerjasama tim yang baik, strategi dan sinergi, juga soliditas, alhamdulillah tenda Roti Bakar Rahayu masih tegak berkibar", kata Said menjelaskan.
Berjalan di masyarakat Perancis, seorang Pemahat  bisa dikenali (kualitas-red) dari serpihan kayunya.Begitupun Roti Bakar Rahayu, konsistenmemberi kepastian kualitas baku mutu dan rasa yang prima, sebab tidak mengambil bahan kecuali yang "The Best". Seakan hendak mendobrak narasi sejarah dan menyampaikan fakta baru, bahwa Roti Bakar tidak meluluberbahan Roti "murahan".Dengan segala konsekuensi manajemen yang harus ditanggung, Rahayu yakin memilih jalan itu, kualitas!
Menyoal merk dagang, Rahayu sendiri memiliki arti keselamatan, bahasa Sanskerta yang juga bermakna ketentraman. Bagi masyarakat Jawa khususnya Solo, kata Rahayu sudah menjadi representasi sosial, mental template yang mewakili gambaran keadaan yang serba baik, tata tentrem karta raharja, jauh dari keburukan dan kekurangan.
Sebagai bagian dari masyarakat milenial, Rahayu juga menggunakan internet sebagai media promo. Â Selain bekerjasama dengan Grab Food dan Go Food, Rahayu dengan akun instagram.com/rotirahayu membangun jembatan komunikasi dengan penikmatnya, mempermudah siapa saja mengakses informasi terkini Roti Bakar Rahayu. Karena disamping bakulan Roti, Said dan Ahmad jugalah seorang Solonis Surakartans, yang ringan hati berbagi kabar dan makna kehidupan seputar Solo.
Ada benarnya, "Siapa yang rotinya kumakan, kisahnya kuceritakan", begitulah masyarakat Jerman menganggap serius tentang Roti. Dan adalah Julia Child, seorang Amerikan segaligus guru memasak, diantara kritiknya, "Bagaimanasebuah negara dikatakan maju, jika rasa rotinya masih seperti Kleenix". Namun,Julia Child telah keliru, sebab ia tidak pernah merasakan lezatnyaRoti BakarRahayu. (r.w)