Mohon tunggu...
HL Sugiarto
HL Sugiarto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Hanya orang biasa yang ingin menulis dan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masker yang Terlepas

6 Mei 2020   12:21 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/ornaW

Didi keluar dari rumahnya sambil mendorong motor tuanya, saat itu ia sedang bersiap-siap untuk pergi menuju kantor tempat ia bekerja. Dengan sigap ia menarik reseleting jaketnya, memasang masker dan memakai helm warna merahnya yang sudah pudar. Tanpa butuh banyak waktu ia langsung menaiki motornya dan kaki kanannya menginjak kuat pedal starter, tak lama kemudian suara motornya sudah terdengar. Kembali lagi ia memeriksa jaket dan maskernya sambil menunggu mesin motornya cukup panas untuk dikendarainya.

Bruuum.....! Didi melajukan motornya dengan perlahan dan pergi segera meninggalkan rumahnya. Ia tinggal di pingiran kota Gresik, sedangkan kantor tempat ia bekerja ada di tengah kota Surabaya. Perjalanan menuju tempat itu kira-kira memakan waktu empat puluh lima menit, akan tetapi ketika sedang memasuki perbatasan kota Surabaya ia diberhentikan oleh petugas. Pada saat itu memang lagi waktu penerapan PSBB, tapi ia heran mengapa ia diberhentikan petugas ketika sudah sampai di pos pemeriksaan PSBB padahal selama ini ia tidak pernah diberhentikan laju motornya oleh petugas.

Dengan percaya diri, ia mengikuti instruksi petugas dan merasa semua kelengkapan dan persyaratan untuk memasuki kota Surabaya sudah dipenuhinya. Segera ia mengarahkan motornya ke petugas itu dan kemudian mengeluarkan surat keterangan bekerja dari perusahaannya. Didi pun langsung mengenali petugas itu dan bertanya kepadanya.

"Pak, ada apa ya?"

"Bapak sudah tahu, kalau saya memang bekerja di Surabaya."

"Setiap hari kan saya lewat sini, pasti Bapak mengenal saya."

"Saya kan sudah menunjukkan surat keterangan dari perusahaan waktu di hari pertama PSBB."

Petugas itu pun tersenyum dengan ramah, ia memang mengenali Didi yang sering lalu lalang melewati posnya.

"Maskernya pak itu tolong dipakai."

"Lah! Ini sudah saya pakai," jawab Didi sambil menunjuk jari ke wajahnya.

"Iya tapi jangan delewer (mengantung) begitu," petugas itu menimpalinya dengan senyumnya lagi.

"Itu tali yang satunya tidak nyantol  (terpasang) di telinga kiri."

Didi pun segera memeriksa maskernya dan ia pun tertawa kecil, "Waduh, iya ya! Terlepas talinya ha...ha...!"

"Maaf pak , nggak merasakan kalau tali masker saya terlepas satunya," Didi pun segera mencopot helmnya dan membetulkan maskernya.

"Monggo, silakan pak dilanjut perjalanannya!" Petugas itu mempersilakan Didi untuk melanjutkan perjalanannya.

Didi pun juga mengangguk dan melambaikan tangan kirinya sebagai tanda terima kasih. Ia pun mengeber gas motornya dan meninggalkan pos pemeriksaan PSBB itu menuju kota Surabaya.

Demikianlah... cerita pendek yang tidak penting ini. (hpx)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun