Sehingga pembaca bisa tertarik dengan isi konten video tersebut dan ketika  mengklik video tersebut yang biasanya ada hubungannya dengan tulisan yang ia baca. Jadi secara tidak langsung Kompasiana melakukan proses 'hipnosis', khususnya bagi orang-orang yang mudah tersugesti stimulus tertentu, apalagi dilakukan berulang-ulang.
Kembali kepada teman saya tersebut, walaupun sering kali saluran televesi Kompas TV sering kali tidak bisa diterima dengan baik oleh antena pesawat televisinya akan tetapi dia rela hanya mendengarkan suara saluran televisi tersebut yang masih bisa didengar telinganya. Hal ini ia lakukan apabila ternyata berita atau acara talk show dan wawancara tersebut memang layak menurut dia untuk disimak.Â
Terlepas benar atau tidaknya kajian saya mengenai kaitan teori Penguatan Positif dan Kompasiana, tapi yang ada hal yang pasti yaitu teman saya telah terjadi perubahan positif, yaitu jadi cerdas untuk mau mendengarkan dan melihat pendapat-pendapat berbagai narasumber. Terlepas apakah narasumber tersebut termasuk golongan 'bombastis' atau tidak, yang penting ia melihat kompentensi dan sisi logis pendapat yang telah diungkapkan oleh narasumber-narasumber yang ada. Kelihatannya kebiasaan dia mungkin juga mempengaruhi saya...hmmm...!(hpx)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H