Prolog
Alkisah disebuah SMP Katolik St. Theresia di kota Surabaya, ada seorang murid perempuan yang bernama Jaclyn Galuh Garjita atau sering dipanggil dengan nama Jeki, dia sekarang berada di kelas 9 D alias kelas yang terkenal dengan kebadungan para muridnya dan memiliki wali kelas bernama Stefanus Rachmat Carolus. Jaclyn ini dipilih oleh teman-temannya untuk menjadi ketua kelas 9D, maklum karena kebadungannya dan daya kreativitasnya yang mumpuni membuat dia dipercaya untuk jadi pimpinan di kelasnya.
Stefanus Rachmat Carolus adalah guru senior di SMP Katolik St. Theresia yang sudah mengajar sejak tahun 1990 an, tumpangannya adalah sebuah sepeda motor tua yang bermerk Suzuki RC-100. Sebuah merk sepeda motor legendaris pada masa tahun 1986-1990 an, karena tumpangannya tersebut dia sering dijuluki oleh murid-muridnya dengan sebutan Pak RC-100. Sebagai guru senior, beliau ditunjuk oleh kepala sekolah untuk menjadi wali kelas 9D, padahal banyak guru-guru yang menolak untuk menjadi wali di kelas ini, yang sudah dikenal secara legendaris turun temurun terkenal dengan kebadungannya. Bahkan sebagian orang tua para muridnya juga pernah bersekolah disana dan berada di kelas yang sama. Jadi bisa juga kebadungan para murid kelas 9D memang berasal dari turunan para orang tuanya yang notabene pernah bersekolah dan berada di kelas yang sama.
Sumbangan buat Pak RC-100
Pada suatu waktu, Pak Guru RC-100 menderita sakit usus buntu sehingga harus dioperasi. Para murid kelas 9D, berinisiatif untuk menggalang dana sumbangan untuk membantu biaya pengobatan wali kelasnya yang terkenal sabar ini.
Disuatu waktu, pada saat jam istirahat, Jeki meminta agar teman sekelasnya berkumpul sebentar di dalam kelas. Ia maju didepan kelas dan membuat sebuah pengumuman terkait dengan sakitnya Pak RC-100.
"Helloowww.... All my prend kelas 9D, Pak RC-100 lagi dioperasi gimana kita kumpulin uang buat sumbangan?"
Suara riuh para murid pun terdengar sebagai tanggapan pengumuman ketua kelasnya itu, dan salah seorang yang bernama Jamal menyahut, "Setuju, tapi sumbangannya ikhlas dan semampu kita ya?"
"Siaap dah... tapi gimana menurut yang lainnya," jawab Jeki sambil memberikan pertanyaan balik kepada kumpulan murid-murid 9D itu.
"Setujuuuuuuu...!" jawab para murid secara serempak.
"Baik uang sumbangan dikumpulkan di Yudita, bendahara kelas kita."