PendahuluanÂ
Adalah suatu kenyataan bahwa kehidupan umat manusia saat ini mengalami dekadensi baik dari segi sosial, ekonomi, moral dan bahkan kehidupan beragama. Hal ini diakibatkan oleh munculnya virus corona atau covid 19. Di tengah situasi pandemi yang lagi membuming, kecemasan dan ketakutan akan situasi hidup tentu menguasai seluruh aspek kehidupan manusia.Â
Kini manusia berada dalam situasi yang tidak pasti entah mati-entah hidup. Berita-berita kematian akibat covid-19 terus melonjak dari hari ke hari seakan menghantui sisa hidup setiap orang. Dalam situasi seperti ini, Gereja yang bukan saja sebagai sebuah institusi tetapi juga sebagai persekutuan Umat Allah, mendapat tantangan tersendiri.Â
Banyak orang mulai mempertanyakan soal keberimanannya akan Allah. Apakah Allah sedang menjauhkan atau sedang sedang mencobai umat manusia? Atau fenomena ini merupakan bentuk murka Allah terhadap ulah manusia?
Dalam pada itu bagi orang-orang kristiani jangan sampai kehilangan harapan untuk tetap beriman kepada Allah. Beriman berarti kita percaya dan menaruh harapan sepenuhnya kepada Allah sebagai Sang Penyelamat.Â
Bagi kita yang dipanggil untuk hidup dalam satu persekutuan dengan Kristus, sejatinya membawa terang kabar sukacita Injil bagi orang-orang yang ada disekitar kita dengan mewartakan Kristus sebagai penyelamat.Â
Namun dalam situasi yang semakin pelik ini, masih relevankah Injil khsusnya Injik sinoptik yang memberikan kesaksian tentang hidup dan ajaran Yesus yang hidup 2000-an tahun yang lalu, kemudian di yakini sebagai sebuah Kabar Gembira bagi umat manusia? Oleh karena itu, tulisan ini dibuat sebagai bentuk tanggapan sekaligus jawaban atas persoalan yang sedang dihadapi umat manusia saat ini.
Injil dan sinoptik
Bagi umat kristiani kata Injil dan kata sinoptik bukanlah sebuah istilah yang  baru. Kata ini sering digunakan di mana-mana oleh umat kristiani, baik dalam studi keagamaan, dalam katekese atau dalam hal apa saja yang berhubungan dengan kegiatan- kegiatan rohani. Namun apakah kedua istilah ini sungguh sudah di pahami dengan baik oleh umat kristiani? Atau hanya sebuah ungkapan yang tak bermakna? Berikut akan diuraikan sedikit tentang kedua istilah ini.
Kata Injil mempunyai arti yang sangat luas. Kata ini berasal bahasa Yunani "evangelion" yang berarti utusan yang baik. Dalam Perjanjian Lama kata itu dipakai sebagai terjemahan kata besorah yakni utusan dan bissorah yakni memberitakan. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Injil pertama-tama berarti Kabar baik yang diwartakan oleh Yesus.Â
Yesus sesungguhnya adalah Injil itu sendiri. Kemudian dalam ajaran Gereja khususnya dalam Dei Verbum no. 18 dikatakan bahwa Injil merupakan kesaksian utama tentang hidup dan ajaran Sabda yang menjadi daging dan menjadi penyelamat kita.Â