Suhu politik menjelang 2024 sudah menghangat. Situasi ini ditingkahi pula dengan munculnya baliho bergambar Anas Urbaningrum di sejumlah lokasi, yang katanya dekat dengan kediaman SBY -- mantan presiden RI, yang juga mantan ketum Partai Demokrat. Si Anas sendiri adalah mantan ketua umum Demokrat semasa SBY jadi presiden RI.Â
Anas harus melepas jabatan ketum karena tersandung kasus korupsi Hambalang. Bukan hanya itu, dia terpaksa mendekam di penjara selama belasan tahun. Rencananya dia akan bebas pada April mendatang. Menurut cerita, Anas masuk penjara antara lain karena ulah SBY juga. Maka terbebasnya Anas dari hukuman pada bulan depan, akan mempunyai implikasi serius terhadap SBY, dan Partai Demokrat yang kini diwariskan ke AHY.
Pokoknya sekarang media-media sosial seperti sedang berlomba memanas-manasi kedua pihak ini. Salah satunya dengan bermunculannya baliho-baliho di kawasan Bogor, Jawa Barat yang tidak hanya memuat gambar Anas Urbaningrum, namun ada tulisan: Tunggu Beta Bale. Artinya, tunggu saya kembali. Seolah-olah itu merupakan kata-kata Anas yang ditujukan kepada SBY.
Padahal belum tentu itu kata-kata Anas yang ditujukan kepada SBY. Apalagi melihat sosok Anas yang kalem, rasanya tidak mungkin dia "suka" melancarkan perang-perang urat saraf bernada intimidasi seperti itu. Benar, sebagai manusia biasa, Anas pasti merasa sakit hati dan dendam apabila memang SBY yang membuatnya menderita selama belasan tahun ini. Â Wajar pula jika dia akan melakukan suatu perhitungan politik sebagai wujud "balas dendam".
Tetapi tidak semudah itu. Dan dilihat dari posturnya, Anas bukanlah type yang suka main-main intimidasi dengan cara pasang baliho seperti itu. Baliho-baliho itu, bisa saja hasil kerjaan kawan-kawannya, yang belum tentu pula direstui oleh Anas. Dan jangan lupa, bisa saja itu merupakan ulah oknum atau pihak yang hanya ingin mencari keuntungan, atau memancing di air keruh. Tapi yang jelas, menurut hemat penulis: itu bukanlah perbuatan Anas.
Kita malah bertanya-tanya, apa kira-kira yang akan dilakukan Anas apabila nanti keluar dari penjara? Paling dia akan sibuk di belakang layar partai baru yang didirikan kawan-kawannya. Dan dari situlah dia dan kawan-kawan melakukan langkah-langkah politik untuk melawan siapa saja yang menjadi lawan atau musuh. Maka jangan pernah membayangkan dia akan berkoar-koar di media menyerang SBY, atau jika mengikuti bahasa orang-orang, dia akan membuka habis aib SBY selama ini.
Tak mungkin dia akan melakukan itu, sebab dampaknya akan tidak terkirakan. Ini adalah persoalan yang sudah menggurita antara pihak-pihak yang punya banyak kepentingan dan saling kebergantungan. Ini permainan catur tingkat tinggi. Jika kuda dimakan, bukan tidak mungkin lawan akan meluncurkan benteng menghajar menteri lawan, bukan?
Hal yang sama sudah ditunjukkan oleh Antasari Azhar, mantan ketua KPK, yang disebut-sebut masuk penjara sekian lama karena dikriminalisasi SBY. Banyak narasi Antasari akan melakukan perlawanan untuk menjatuhkan SBY dan kroninya atas nama balas dendam. Tapi lihat apa yang terjadi setelah Antasari keluar dari penjara? Diam-diam saja bukan? Tak pernah "menyapa" SBY.
Atau Angelina Sondakh, yang juga santer dikatakan masuk penjara karena ulah Cikeas juga. Angie -- panggilan Angelina -- mendekam sepuluh tahun lebih dan kehilangan separuh momentum kehidupan. Sudah pasti rasa dendam dan sakit hatinya sangat menggunung terhadap pihak-pihak yang menjadikannya menderita, dalam hal ini keluarga Cikeas. Namun apa yang dilakukan Angie setelah menghirup udara bebas? Dia hanya tampil di Rosie, sambil menangis sesenggukan. "Saya mencemaskan nasib anak saya..." begitu kira-kira Angie di depan Rosiana Silalahi selaku tuan rumah "Rosie".
Bulan depan, Anas akan bale. Banyak pihak, dalam hal ini pembenci SBY dan segala yang berkaitan dengannya, berharap Anas akan bernyanyi sumbang soal SBY dan kroninya. Sampai-sampai ada yang mendirikan baliho bergambar Anas yang ditingkahi kata-kata yang sekilas bernada ancaman: tunggu beta bale.
Seram sih. Tapi Anas sendiri sudah membantah bahwa pihaknya yang melakukan aksi baliho itu. Itu artinya apa? Tidak akan terjadi sesuatu yang dramatis atau tragis. Semua akan berjalan seperti biasa, tak ada yang istimewa. Senyap, sebagaimana Antasari dan Angie dalam menjalani kebebasnnya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H