Setelah itu kami pulang naik taksi, dan sampai di rumah pukul 22.15, langsung tidur dengan tubuh menggigil. Tapi saya lega, meski kecewa tidak jadi ketemu dengan keponakan-keponakan yang mungil dan lucu-lucu itu.Â
Tapi tetap tidak habis pikir kok bisa seperti itu? Apakah itu campur tangan Tuhan supaya saya tidak "mati" di kereta malam itu? Sebab apabila dibayangkan, pasti fatal akibatnya berada di gerbong kereta api yang dingin semalaman dengan tubuh sedang demam berat bukan?
Sanpai sekarang, peristiwa ini merupakan misteri besar yang tidak bisa saya lupakan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!