Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sulit Menemukan Warung Makan di Yogyakarta?

9 Februari 2023   18:53 Diperbarui: 9 Februari 2023   18:56 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini tentang pengalaman selama 5 hari di Yogyakarta, pada akhir tahun 2022 lalu. Tidak seperti di banyak kota lain, di mana relatif mudah menemukan warung makan sederhana, semacam warteg. Walhasil selama di kota wisata itu, penulis hanya makan makanan khas setempat, dan juga soto. 

Itupun harus berjalan kaki cukup jauh dari hotel ke tempat yang namanya alun-alun, untuk bisa menemukan banyak pedagang makanan. Hal ini jelas berbeda dengan di Kota Jakarta dan sekitarnya, di mana mudah ditemukan warung-warung nasi murah-meriah, bahkan di pinggir jalan. 

Selama liburan itu, sulitnya menemukan warung-warung sederhana seperti yang banyak bertebaran di Kota Jakarta, menjadikan problem tersendiri bagi penulis yang memang terbiasa makan nasi dan lauk-pauk seadanya itu. Sebab lidah penulis sepertinya tidak cocok dengan hidangan khas di banyak daerah tertentu. 

Meski demikan tidak berarti tidak mau sama sekali, ogah atau anti. Tidak. Sebab nyatanya sesekali saya mau mencicipi makanan-makan khas di mana sedang berada. Atau bahkan kalau sudah tidak bisa menemukan lagi tempat makanan yang sesuai, mau tak mau harus makan hidangan khas. Dan biasanya akan habis tuntas tanpa sisa. 

Ataukah mungkin penulis ketika itu sedang berada di tempat yang "salah" sehingga jauh dari area kuliner? Bisa jadi, tetapi waktu saya sengaja berjalan kaki santai dari hotel di sepanjang jalan untuk menemukan warung-warung, kok tidak ada? Memang ada sebuah warung bakso dan mi ayam. Maka daripada kelaparan akhirnya mampir dan menyantap satu porsi. Memang enak dan lezat, tetapi bagi penulis kalau tidak ada nasi, yang namanya santap siang atau malam, terasa masih kurang lengkap.

Demikian halnya ketika pada 27 Desember 2022 sore hingga malam penulis ketemuan dengan dua kawan lama di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di kota itu. Walhasil makan malam hanya berupa mie pangsit yang kebetulan pula masih buka pada jam itu. Satu jam lagi dia tutup, sebab pusat perbelanjaan itu akan ditutup pada pukul 21.00 WIB.

Tapi pengalaman yang unik adalah ketika besok malamnya penulis harus mendekam di dalam kamar hotel, sebab sejak tengah hari hujan terus-menerus sampai malam. Waktu itu memang sedang ramai berita soal cuaca ekstrem di Pulau Jawa yang akan berlangsung hingga pertengahan Januari 2023. 

Maka penulis mencoba maklum dengan situasi itu. Namun tidak dengan perut yang sudah mulai minta diisi. Sebenarnya mau saja sih makan di hotel, meski pasti mahal sekali. Tetapi restoran tidak buka pada malam, hanya pagi hari. 

Ketika malam semakin jauh, penulis hanya sempat mundar-mandir di loby hotel. Bingung. Maksud hati sih ingin pinjam payung di resepsionis atau security  lalu berjalan kaki ke warung makan terdekat. Tetapi seperti disebutkan di awal, di sekitar hotel itu tidak ada warung nasi. Justru yang ada tepat di samping hotel kelas melati itu adalah gerai kopi. Ngopi  sebagai ganti makan malam, jelas bukan solusi bagi penulis.

Bagi insan-insan yang sudah akrab dengan apa yang dinamakan "kuliner online", tentu tidak akan jadi masalah. Sebab zaman sekarang makanan apapun yang kita inginkan bisa dipesan via smartphone, dan kita tinggal menunggu di tempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun