Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hadiah Pernikahan? Jangan Dulu...

7 Februari 2023   17:41 Diperbarui: 7 Februari 2023   18:03 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadiah Pernikahan yang paling afdol adalah doa restu dan berkat. Alasannya apa? Sebab kedua mempelai harus membuktikan dulu apakah mereka adalah pasangan yang memang berjodoh selamanya? Sebab kita tidak perlu menutup mata atau malu dengan banyaknya pernikahan yang ternyata gagal di awal, bahkan belum sampai pertengahan.

Ini adalah fakta yang tak perlu kita ingkari atau pura-pura tidak ketahui, bukan? Maka jika ditanya tentang Hadiah Pernikahan yang paling tepat adalah: doa restu dari seluruh sanak keluarga, undangan, teman, handai tolan agar pernikahan ini langgeng, hanya dipisahkan oleh maut atau kematian.

Di kalangan orang Batak, pernikahan secara adat yang ribetnya bikin mumet itu, "hadiah" yang diberikan umumnya ulos. Ulos adalah sejenis kain tenun khas Batak yang dikenakan atau dipakai saat acara adat. Kepada pengantin akan diberikan ulos, dengan cara "diselimutkan" kepada kedua mempelai. Penyampaian ulos ini disertai petuah, nasihat, doa dan harapan semoga pasangan itu hidup berbahagia, beranak cucu, dan tak akan berpisah kecuali oleh karena kematian.

Menurut hemat penulis, itulah sebenarnya Hadiah Pernikahan yang sangat tepat. Dengan menyimpan ulos yang didapatkan dari hadirin pada saat acara adat, tentu akan selalu ingat bahwa di setiap helai ulos itu ada doa, berkat dan pengharapan agar pernikahan itu sukses hingga akhir hayat. Harapan seperti itu  pun terucap dari mulut setiap sanak saudara dan keluarga yang memberikan ulos itu kepada kedua mempelai, bahwa "hanya maut (kematian)-lah yang bisa memisahkan kalian berdua".

Di lain pihak, bicara soal Hadiah Pernikahan, ada juga yang membayangkan benda-benda fisik yang punya nilai ekonomis, ataupun juga memiliki fungsi yang tepat sasaran. Seperti alat-alat rumah tangga, perabotan dapur, bahkan isi kamar berupa ranjang, seprei, bantal, selimut, dll. Kalau cuma sekitar itu, mungkin masih umumlah, masih lumrah atau wajar, sebab itu kan menyangkut kebutuhan vital pada saat memulai hidup baru.

Tetapi di kalangan the haves Hadiah Pernikahan bisa bikin kita-kita ngiri berat. Bayangkan apabila misalnya kado pernikahan itu berupa satu unit rumah mewah di kompleks elite. Yang memberikan ini biasanya orang tua mempelai, atau sanak keluarga terdekat. Tak jarang pula kejadian di mana orang tua mempelai memberikan kado berupa mobil baru, bahkan tergolong mewah.

Hal itu mengundang rasa iri dan decak kagum tentu saja. Tapi itu adalah urusan mereka yang dianugerahi rezeki melimpah oleh Tuhan. Namun ketika kelimpahan itu diwujudkan pula sebagai Hadiah Pernikahan bagi putra-putri tercinta, apakah itu mengena? Rasanya belum, sebab kedua mempelai itu umumnya masih muda usia, polos dan hijau dalam kehidupan rumah tangga. 

Atau bukan tidak mungkin pula, justru dalam kehidupan pernikahan itu keduanya sebenarnya masih dalan tahap pengenalan dan penjajakan. Maka ketika sudah hidup serumah akan mulai timbul riak-riak kecil, yang makin lama menjadi gelombang, dan tidak dapat dilewati. Walhasil keduanya malah terpental dan bubar di saat hari masih dini. Atau "usia pernikahan yang masih seumur jagung", kata orang.

Kalau sudah demikian, lalu untuk apa Hadiah Pernikahan yang bernilai ekonomis tinggi tadi? Akhirnya menjadi sia-sia, hambar dan mengecewakan pihak pemberi. Ini bukan isapan jempol atau karangan bebas, sebab faktanya memang ada yang mengalami hal seperti itu bukan?

Maka berkaca pada kemungkinan seperti itu, ada baiknya hadiah perkawinan jangan berupa benda-benda yang mahal dan "berat". Cukuplah hanya doa restu dan harapan semoga sukses dalam kehidupan rumah tangga. Suatu saat nanti, kalau sudah terlihat bahwa keduanya memang pasangan yang cocok, kuat, kokoh, saling asah, saling asih, saling isi, bolehlah dipertimbangkan untuk memberikan hadiah pernikahan yang punya nilai ekonomis tinggi tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun