Ketidakpedulian atau ketidaksadaran penumpang yang membawa tas ransel di punggungnya, sering memicu perselisihan, ketika misalnya ditegur oleh penumpang lain supaya tas punggungnya dilepas atau ditaruh di bagasi.Â
Kalau orangnya punya kesadaran dan langsung nurut, tentu tidak ada masalah. Namun sebaliknya jika orangnya bebal, keras kepala, dan bodoh, maka bisa terjadi ketegangan.
Sebetulnya kejadian semacam ini bisa dihindari apabila pengelola atau petugas KRL terus-menerus mengeluarkan himbauan lewat pengeras suara agar para penumpang melepas tas punggung masing, lalu menaruh di bagasi, atau menaruh di bagian dada. Tapi sepertinya tidak ada himbauan semacam ini pada setiap perjalanan.Â
Juru bicara yang bertugas hanya sibuk mengingatkan lewat speaker bahwa gerbong paling depan dan paling belakang hanya untuk kaum wanita. Padahal membuat aturan tentang penempatan ransel atau tas punggung ini juga sangat urgen.
Semoga hal ini menjadi perhatian semua pihak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H