Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ahok (Ternyata) Belum Habis

24 November 2019   14:11 Diperbarui: 24 November 2019   14:19 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam sel, dia banyak merenung dan belajar. Maka diharapkan setelah keluar dari penjara, dia sudah berubah. Tidak lagi mudah berang dan melontarkan kata-kata yang kasar. 

Tapi stigma yang melekat pada dirinya sebagai penista agama dan mantan narapidana (napi) membuat dia merasa cacat, dan tidak ada lagi tempat di dunia politik dan birokrasi. Ahok sudah habis! Ahok sudah selesai. Demikian kata-orang-orang, dan Ahok juga mengamininya. "Saya sudah cacat," akunya pada suatu kesempatan.

Namun siapa nyana, Erick Tohir, yang diangkat Presiden Jokowi menjuadi Menteri BUMN, mengajak Ahok masuk untuk membenahi lembaga yang menaungi banyak perusahaan milik negara tersebut. 

Desas-desus bahwa Ahok akan diangkat menjadi dirut Pertamina, atau instansi lain, seperti diduga sebelumnya mengundang aksi protes dari berbagai elemen masyarakat, secara khusus yang berkaitan dengan gerakan demo 212. 

Mereka tidak sudi jika penista agama diberi jabatan di pemerintahan. Suara-suara penolakan lain justru menyoal status Ahok  sebagai mantan napi. Namun besar dugaan aksi-aksi penolakan itu berkaitan erat atau ditunggangi oleh para mafia yang khawatir masa depan mereka suram jika Ahok memimpin di instansi BUMN, yang diduga selama ini dikangkangi mafia. 

Detik.com, dalam surveinya mendapatkan data bahwa sebanyak 84% responden menghendaki Ahok menjadi bos BUMN. Harapan bahwa Ahok memimpin Pertamina, lebih mendominasi. 

Namun teka-teki itu akhirnya terkuak, Jumat 22 November 2019, bahwa Ahok tidak diberi jabatan dirut, namun "hanya" sebagai komisaris utama Pertamina. 

Banyak yang kecewa, sebab dengan jabatan ini, aksesnya untuk membenahi lembaga ini, terutama dalam hal memerangi dan menertibkan para mafia migas, tidak akan signifikan atau kurang berdampak.

Banyaknya aksi demo menolak Ahok, kemungkinan besar menjadi penyebab sehingga dia urung menjadi dirut Pertamina. Meski sangat disesalkan bahwa pemerintah tunduk pada tekanan massa, tetapi jabatan sebagai komisaris  buat Ahok--untuk saat ini dapat melipur lara bagi masyarakat yang merindukan sepak terjang Ahok dalam memerangi para maling, pelanggar aturan dan undang-undang. 

Dan jabatan sebagai komisaris utama Pertamina ini, menjadi sinyal bahwa Ahok ternyata belum habis. Atau bisa jadi itu "hanya" langkah awal untuk suatu saat nanti naik ke jenjang yang lebih tinggi? 

Semoga saja sukses dengan mandat baru ini. Jika sukses memenuhi ekspektasi banyak orang, tentu tiada lagi alasan bagi orang lain untuk menolak Ahok untuk terus melaju, dan bikin "ramai". Tapi yang jelas, Ahok ternyata belum habis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun