Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pindah Ibu Kota Butuh Aksi, Bukan Debat Kusir

22 Agustus 2019   13:38 Diperbarui: 26 Agustus 2019   04:31 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haruskah orang-orang semacam ini didengar? Bagi mereka, ini bukan soal ibu kota baru, tetapi bagaimana menunjukkan eksistensi sebagai "lawan" pemerintah. Itu saja sebenarnya masalahnya. Mereka tidak berkepentingan soal Ibu Kota pindah, hanya ingin memperlihatkan eksistensi saja, untuk bisa survive. Bahkan, entah sadar atau tidak, ada yang  malah semakin memperlihatkan kedunguannya. 

Seperti seorang peserta ILC belum lama ini yang antara lain mempertanyakan antara lain: "Apakah ada jaminan bila ibu kota dipindah ke daerah maka pemerataan pembangunan akan membaik? Apakah tidak akan memunculkan konflik baru, misal kecemburuan sosial?" Ada yang memuji bahwa si penanya ini sebagai gadis cerdas, tetapi sebenarnya tidak ada bedanya dia dengan si Rocky: sama-sama dang ding dung... 

Apakah ada jaminan? Nah,contoh: ketika sepasang muda-mudi sepakat menikah, ada jaminan akan bahagia, tidak cere di tengah jalan? Ketika dulu Jakarta akan dijadikan ibu kota oleh pembuatnya, apakah ada jaminan akan begini dan begitu? Maka sangat naif pertanyaan semacam ini. Lalu soal konflik baru, kecemburuan sosial, dll.? Wah, benar-benar pertanyaan yang "rocky gerung" banget. Dungu! Siapa yang bisa jamin bahwa negeri ini tidak akan diusik oleh ormas-ormas pengacau? Siapa bisa jamin pemerintah tidak akan ada yang mengusik?

Ada jutaan kepala, jutaan pula pendapatnya tentang rencana pindah ibu kota ini. Lalu siapa yang akan diikuti? Yang sedang punya komando dong. Orang pintar dong. Kita yakin di sekeliling Jokowi ada banyak orang pintar yang sudah haqul yakin soal rencana besar ini, yang sudah mengalkulasi dengan cermat segala risiko, untung-rugi, dsb. 

Kita mosok dengar orang-orang bodoh yang ribut di luar sana? Kalau masih ada yang sok mempertanyakan "jaminan" dan kemungkinan konfik, dsb., orang itu pasti kurang piknik. Beberapa waktu lalu di media ini ada penulis yang mempertanyakan apakah rencana ini sudah dikaji dari segi budaya, seni, agama, dan banyak lagi.... Wah, kalau nuruti cara berpikir kawan ini, tidak bakal ada kemajuan di negeri ini. 

Mari kita bikin sederhana saja, sebab memang sederhana kok. Hanya orang-orang "yang itu-itu saja" yang ingin bikin ruwet karena memang kepentingan mereka bikin ruwet sih. Ibu Kota pindah ke Kalimantan, masalah pasti ada. Tapi itulah yang harus dihadapi dan dicari solusinya sambil jalan terus. Kalau tidak begitu, kapan bisa maju negara ini, merata dari Sabang sampai Merauke?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun