Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Lagu Natal yang Bukan Lagu Natal

18 Desember 2018   15:25 Diperbarui: 15 Januari 2019   11:26 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Natal sudah tiba. Masyarakat yang merayakannya menyambut dengan sukacita. Ketika bulan Desember sudah tiba, banyak keluarga yang sibuk menghias rumah dengan pohon Natal dan pernak-pernik lainnya. 

Hiasan yang melambangkan sukacita, karena Natal adalah sukacita. Di malam Natal yang pertama itu--sebagaimana keyakinan umat Kristen--Sang Juruselamat lahir untuk menebus dosa umat manusia, membebaskan dari kebinasaan kekal, untuk beroleh kehidupan yang kekal di sorga. Sekali lagi, ini adalah keyakinan umat kristiani yang tidak harus diyakini pula oleh orang lain, dan semua itu sudah diinformasikan dalam Kitab Suci. 

Long time ago in Betlehem so the Holy Bible say. Mary's boy child Jesus Christ was born on Christmas day. 

Demikian lirik sebuah lagu Natal yang sudah sangat populer di seluruh dunia. Mungkin lagu ini sudah tergolong klasik, sebab pasti terdengar pada setiap musim Natal diputar atau dinyanyikan. 

Jadi, lagu tersebut menegaskan bahwa peristiwa Natal itu bukan karangan atau cerita rekaan, namun sudah tertulis dan terinformasikan di Alkitab, yang diyakini umat Kristen sebagai Firman Tuhan. Natal pertama, atau peristiwa agung tersebut terjadi ribuan tahun silam, di Betlehem.

Natal tidak bisa dipisahkan dari kidung-kidung bernuansa Natal. Di malam Natal yang pertama itu para malaikat menyanyikan kidung sukacita memuliakan Tuhan. 

Di era digital seperti saat ini, lagu-lagu Natal menjadi sangat mudah didapat untuk dinikmati. Sangat beda kalau kita bandingkan dengan beberapa dekade silam, saat di mana YouTube dan media-media online belum dikenal, maka tape recorder dan cassette (kaset)-lah tumpuan orang-orang untuk menikmati lagu-lagu Natal. 

Kalau ingin mendengar lagu-lagu Natal terbaru atau versi baru, kita harus membeli kasetnya dari toko terlebih dahulu. Atau bisa juga saling pinjam dengan teman, tetangga atau sanak famili. Itu puluhan tahun silam. 

Sekarang, di jaman now, tape recorder beserta cassette-nya sudah tidak lagi digunakan. Di era digital ini, pilihan lagu Natal sudah tidak terbatas lagi. Berkat jaringan internet, lagu Natal apapun bisa kita dengarkan. 

Hanya tinggal memilih dan "klik", maka lagu Natal yang kita inginkan akan terdengar. Bahkan jika ingin menikmati lagu-lagu Natal yang populer di tahun-tahun 50-an pun, modal kita cuma jari-jari untuk men-schroll atau meng-klik. 

Yang namanya lagu Natal idealnya dia punya lirik atau pesan tentang Juru Selamat yang datang ke dalam dunia untuk membawa damai dan sukacita bagi seluruh umat manusia, sesuai yang tertulis dalam Alkitab. 

Lagu Natal mestinya berisi pujian dan ucapan syukur bagi Sang Pencipta yang rela datang ke dunia dalam rupa insani untuk memberikan teladan bagaimana hidup dalam kasih dan pengampunan.

Namun ternyata ada juga lagu Natal yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Natal itu sendiri, dalam arti, tidak bermuatan pesan-pesan Natal sebagaimana tertulis dalam ayat-ayat Kitab Suci. 

Salah satu contoh adalah lagu "The First of May" yang entah beberapa kali saya dengar dinyanyiakn dalam sebuah perayaan Natal. 

Padahal sebenarnya, lagu "The First of May" yang dipopulerkan grup band legendaris The Bee Gees ini tidak ada sangkut pautnya dengan kelahiran Kristus Sang Penebus. 

Hanya gara-gara di lagu itu ada lirik "christmas tree" di lagu tersebut maka orang-orang mendaulatnya sebagai lagu natal dan dengan syahdu membawakannya di acara ibadah dan perayaan Natal. "When I was small and christmas tree's were tall, we used to love while others used to play..."Jadi lagu ini sejatinya hanya berkisah tentang pohon-pohon cemara (yang disebut pohon natal). Jadi, bukan soal hari Natal. 

Tapi banyak orang yang gagal paham dan menganggapnya sebagai lagu Natal. Menggelikan dan memalukan juga.

Lagu "Jinggle Bells", atau "White Christmas" yang sudah dinyanyikan semenjak beberapa dekade silam itu pun sebenarnya bukan lagu Natal dalam artian mengisahkan tentang kasih dan kemurahan Tuhan yang datang melawat umat-Nya di malam Natal. 

Kemudian ada lagi lagu Natal yang menurut saya "kurang ajar" judul dan liriknya: I saw mommy kissess Santa Claus .... Hahahaha..., ini pun parah, sebab seorang anak memergoki mamanya mencium seseorang yang berkostum Santa Claus? Mending itu suaminya sendiri yang berpakaian Santa Claus. 

Kalau Santa Claus yang dicium ternyata suami tetangga atau teman kantor, lagu itu lebih tepat disebut "lagu nakal". Itu hanya beberapa contoh saja, dan semoga kita tidak lagi salah kaprah dan menganggapnya lagu Natal. 

Natal adalah perayaan di bulan Desember. Hanya satu bulan dalam satu tahun. Tiga puluh hari dalam 365 hari. Alangkah syahdunya bila selama bulan Desember tersebut kita hanya menyetel lagu-lagu Natal.  

. Tidak jarang terjadi dalam suatu acara Natal, ketika ibadah Natal sudah selesai, dilanjutkan acara bebas dan ramah tamah, ada saja orang yang naik panggung membawakan lagu populer lagu umum tentang asmara. Kesannya jadi hambar. Padahal ada ratusan atau ribuan lagu Natal yang bisa disetel atau dibawakan selama musim Natal tersebut. Perayaan Natal adalah acara khusus yang datang setahun sekali, alangkah bagusnya kalau diisi dengan kidung-kidung bertema Natal pula?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun