Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Sikap Prabowo

31 Agustus 2018   11:32 Diperbarui: 31 Agustus 2018   11:49 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang paling meresahkan saat ini adalah aksi demo "ganti presiden", dan sudah berlangsung di beberapa tempat. Bahwa ada ribuan orang yang mengikutinya, itu adalah fakta. Tapi bahwa ada lebih banyak orang (silent majority) yang tidak berkenan dengan aksi-aksi jalanan seperti itu pun harus diperhatikan. 

Semua orang berhak mengungkapkan aspirasinya, termasuk "ganti presiden". Tapi orang lain juga punya hak dengan aspirasi sebaliknya: tetap presiden. Nah kalau kedua hal yang kontradiktif ini beradu, yang terjadi adalah chaos dan kekacauan. 

Dan itu sudah mulai terlihat di Surabaya,Riau, Batam, dll. Penolakan! Kalau ada aksi pasti ada reaksi. Ente jual ane beli, kata orang Betawi. Lalu kenapa terus memaksakan diri ketika malapetaka sudah di depan mata? 

Anda diam orang lain pun tertib. Ketika petugas kepolisian menjalankan wewenangnya untuk menjaga ketertiban massa, malah mereka menuduh polisi kejam dan sadis. Yang sadis itu siapa? Ya, jelas pihak-pihak yang tidak mau ikut aturan, dan tidak peduli sekalipun ulahnya menimbulkan kekacauan dan kekisruhan. 

Kembali ke topik awal, peristiwa pelukan antara Jokowi dengan Prabowo. Kejadian ini memang dapat mengademkan suasana. Apalagi pertemuan akrab antara kedua sosok ini sudah berkali-kali terjadi, bahkan pernah sambil naik kuda. 

Namun semua itu tidak berefek kalau gesekan di akar rumput tetap terjadi dan memanas. Maka alangkah baiknya jika Prabowo mengeluarkan statemen bahwa aksi-aksi demo "ganti presiden" itu, tidak pada tempatnya, dan belum waktunya, sebab nanti ada masanya kampanye. Seruan ini, selain berpotensi mendinginkan suasana, juga mendidik masyarakat untuk menghormati peraturan dan undang-undang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun