Cederanya Mohamed Salah di final Liga Champions 2017-2018, bukan hanya memukul telak Liverpool yang dijungkalkan Real Madrid, namun terutama bagi Mesir, negara Salah. Negeri asal Firaun ini menjadi salah satu kontestan Piala Dunia Rusia 2018. Timnas Mesir berada di grup A bersama tuan rumah Rusia, Arab Saudi, Uruguai. Tim-tim yang sepadan, dan sama-sama sudah punya pengalaman di Piala Dunia.
Namun Mesir kali ini menyedot perhatian dengan keberadaan Salah di sana, yang selama musim ini telah menarik perhatian miliaran manusia penggemar sepakbola. Semua pasti penasaran ingin melihat sepak terjang Salah di Piala Dunia.Â
Maka ketika dia terkapar di Stadion Olimpiade Kiev, Ukraina, 27 Mei 2018 dini hari lalu, publik pun harap-harap cemas. Ada yang mengatakan cedera otot bahu yang dia alami tergolong parah, butuh pemulihan yang cukup lama, berminggu-minggu. Artinya, dia terancam tidak masuk skuat Mesir ke Rusia.Â
Tapi berita di sebuah surat kabar yang layak dipercaya, edisi hari ini Rabu, 30 Mei 2018, cukup membesarkan hati. Dikatakan, bahwa Salah bisa bermain di Rusia. Bahkan konon di akun Twitter-nya, Â Salah sudah berkicau bahwa dirinya punya keyakinan bisa tampil di Rusia "untuk membuat masyarakat penggemarnya bangga". Semoga saja Salah tidak salah.
Andikata Salah tampil di Rusia, maka dia akan seperti Roger Milla, pemain Kamerun yang ditakuti kontestan Piala Dunia Italia 1990. Kala itu, timnas Kamerun, di luar dugaan semua orang, menghempaskan Argentina yang waktu itu diperkuat Diego Maradona, pada babak penyisihan. Milla yang meskipun sudah tua, 38 tahun, namun masih bisa bergerak dengan sangat cepat.Â
Kiper Kolumbia, Rene Higuita yang gemar memainkan bola di arealnya, telah merasakan itu. Di perdelapan final melawan Kamerun, tiba-tiba Milla menyambar bola yang dia mainkan, dan tanpa ampun melesakkannya ke gawang Kolumbia. Kamerun menang 2-1, dan melaju ke babak perempat final, bertemu dengan The Three Lions, julukan Inggris.
Ketika Kamerun melesakkan gol penyama kedudukan 2-2, wasit bukannya langsung meniup peluit untuk mengesahkan gol itu, dia malah berlari ke arah hakim garis dan tampak berdiskusi sebentar tentang gol itu. Para pemain Kamerun sudah saling berangkulan karena gembira. Setelah hakim garis menyatakan gol itu memang sah, barulah wasit membunyikan peluit mengesahkannya. Ada-ada saja.
Dalam posisi draw 2-2, Inggris semakin tertekan. Kehadiran Roger Milla--yang di akhir karirnya sempat main di Liga Indonesia--sangat berpengaruh dalam memompa semangat anak-anak Singa Gurun. Mereka beberapa kali mengancam gawang The Three Lions. Sementara waktu sudah semakin mendekati menit-menit akhir.Â
Ada yang lucu ketika itu, yaitu bola yang sedang digunakan, tiba-tiba diganti dengan bola yang lain, atas desakan kubu Inggris. Padahal bola itu tidak bocor atau rusak. Mengganti bola pada saat itu pun tidak secepat seperti sekarang ini.Â
Dahulu, belum ada ball boy yang bertugas memberikan bola secepatnya ke pemain apabila  bola yang out jauh dari jangkauan. Atas usul team official Inggris,  bola yang digunakan pada partai Kamerun - Inggris itu ditukar, mungkin karena "dicurigai" telah diisi dengan "sesuatu" oleh Kamerun, sehingga Inggris kesulitan memenangi pertandingan (?) Apalagi konon bola yang dipakai itu milik timnas Kamerun pula.
Bola pun diganti dengan yang lain. Pertandingan kembali berlangsung dengan tegang. Sebetulnya dari jam penunjuk waktu di stadion, permainan mestinya sudah game over, namun wasit entah sengaja atau bagaimana, belum juga meniup peluit panjang, hingga akhirnya Inggris berhasil mencetak gol: 3-2. Lewat drama yang menegangkan itu Inggris menang dan melaju ke babak semifinal. Singkat cerita, yang juara pada waktu itu adalah Jerman Barat setelah mengandaskan Argentina di final dengan skor 1-0.
Di Rusia, Mo Salah berpotensi menjadi seperti Roger Milla, membuat lawan ketar-ketir. Bedanya, tentu Salah tidak akan berlari ke sudut lapangan usai mencetak gol, dan berjoged meliuk-liukkan pinggul, sebagaimana kebiasaan Roger Milla.Â
Ya, Mo Salah terlalu santun untuk itu. Namun, dia akan menebar atmosfir ketakutan ke kubu lawan-lawannya, yang bisa saja mengubah hasil pertandingan. Tapi ini masih berupa bayangan, sebab kondisi Salah masih dalam tanda tanya besar.Â
Namun andikata Salah sudah pulih 100%, dan benar-benar tampil di Rusia, cerita soal Roger Milla dan timnas Kamerun, berpotensi terulang dalam diri Salah dan timnas Mesir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H