Nah, bunyi itu kedengaran lagi, bahkan kini lebih keras. Sementara itu, PRT yang sedang bekerja di dapur berkali mengucapkan: Husssss!!! Huss!!! Dia seperti mengusir sesuatu, sambil melihat ke atas. Agaknya dia pun sudah sering mendengar bunyi-bunyi itu kalau suasana rumah sedang sepi.
Aku diam saja, seolah tidak tahu. Namun ketika bunyi langkah kaki kembali terdengar dan makin kencang, aku  kembali melangkah mengendap-endap menaiki tangga dan mengintip. Sama saja, tidak ada siapa-siapa, bahkan aku sudah memeriksa setiap sudut. Kedua keponakan aku masih pulas dibuai mimpi. Mungkin mimpi indah sedang dibelai-belai ibu mereka.
Akhirnya, sambil berurai air mata, aku berdoa kepada Tuhan, supaya almarhumah kakakku diterima di sisi-Nya, dan mohon perlindungan bagi kedua anaknya yang masih kecil itu.Â
Selesai berdoa, aku turun kembali ke bawah, dan sejak itu tidak pernah lagi terdengar lagi orang melangkah di lantai atas.