Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

In Memoriam Rinto Harahap

10 Maret 2015   11:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:54 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah

Dari sekian ratus lagu ciptaan Rinto Harahap, banyak yang sudah menjadi legenda dan abadi di hati insan-insan pecinta musik Tanah Air dari berbagai usia dan zaman. Namun dari antara banyak lagu yang sudah menjadi “milik” masyarakat itu, lagu “Ayah” mungkin adalah yang paling fenomenal. Betapa tidak, lagu “Ayah” yang dibawakan sendiri oleh Rinto Harahap dalam album-album The Mercy's, sangat populer di kalangan masyarakat luas hingga di masa kini. Ada banyak lagu tentang ayah yang dikenal di masyarakat, tetapi mungkin “Ayah” ciptaan Rinto Harahap inilah yang lebih berkesan di hati kebanyakan orang, karena liriknya yang sederhana dan melodinya yang mendayu-dayu lembut. Lagu “Ayah” ini juga pernah dipopulerkan oleh Eddy Silitonga, salah satu artis binaan Rinto Harahap.

Dan yang lebih mengesankan lagi adalah bahwa lagu “Ayah” ini, di kalangan sebagian masyarakat kita, telah menjadi semacam “lagu wajib” saat seorang ayah atau yang dianggap ayah, meninggal dunia. Misalnya, sesuai tradisi di masyarakat Batak, khususnya yang beragama Kristen, sebelum jenazah dibawa ke tempat peristirahatan terakhir, lazimnya disemayamkan di rumah selama beberapa hari untuk diberi penghormatan terakhir lewat acara-acara adat maupun ibadah gerejawi. Nah, dewasa ini, bila yang meninggal itu seorang pria yang sudah berstatus ayah, atau dianggap sebagai ayah, rasanya belum lengkap apabila lagu “Ayah” tidak diyanyikan oleh kerabat atau handai tolan almarhum. Lagu ini tentu dinyanyikan di sela-sela acara inti.

Rinto Harahap, sang komposer lagu legendaris ini telah berpulang. Sekarang, kita penggemar lagu-lagu gubahannya tentu merasa sangat kehilangan dan merindukannya, dan bersenandung: “...Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi, walau air mata di pipiku... Ayah dengarkanlah aku ingin bertemu, walau hanya dalam mimpi...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun