Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jomblo Mencari Cinta (25)

19 Oktober 2014   19:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

25

EH..., Ketemulagi

WAKTU terus berjalan. Ujian semester ganjil tinggal seminggu lagi. Dan Poltak yang sudah seminggu numpang kos di Depok, merasa mantap untuk menghadapi ujian semester yang pertama sejak menjadi mahasiswa. Dia ingin menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Maka akhir-akhir ini dia hanya berkonsentrasi ke mata-mata kuliah dan mempelajarinya dengan tekun. Bila tidak ada lagi perkuliahan, dia langsung pulang ke rumah kos, untuk belajar.

Hari itu Senin. Poltak hanya kuliah sampai pukul 13.00. Setelah keluar dari ruang kuliah dia langsung menuju pintu gerbang utama kampus untuk pulang ke tempat kos. Tiba-tiba dari arah belakang ia mendengar seseorang memanggil namanya. Suara yang dia kenal dengan baik.

“Poltak!”

Tanpa menoleh ke si pemilik suara, Poltak sudah tahu bahwa dia adalah Serly Yudhoyono.Gadis itu seperti tergopoh-gopoh menuju ke arah Poltakyang memperlihatkan muka dingin.

Wah…sombong nih sekarang ya,” kata Serly sok akrab.

“Sombong bagaimana maksud kau?” kata Poltak berlagak tidak mengerti.

“Kok kamu tidak pernah main ke rumah lagi?”

“Memangnya aku harus ke rumahmu ya. Ngapain?!” jawab Poltak ketus.

“Ihhh... Sadis banget deh jawaban kamu”.

“Loh. Yang sadis itu aku atau kamu?”

“Si Fauzi itu ternyata penipu!” adu Serly.

“Fauzi Bowo, mantan gubernur DKI maksud kamu? Lalu apa kaitannya dengan dirimu?”

“Wah….jangan pura-pura gitu deh. Maksudku Fauzi teman Facebookyang pernah datang ke rumahku. Dia itu ternyata bukan mahasiswa Universitas Nanyang Singapore. Dia bukan mahasiswa. Dia bahkan tidak pernah tinggal di Singapura.Jangankan ke Singapura, ke Sukabumi saja dia belum pernah,” Serly nyerocos tanpa bisa dihentikan oleh Poltak.

“Lalu apa urusannya dengan saya? Dia kan pacarmu?”

“Sorry ya, aku tidak pernah pacaran dengan dia, ketemu saja baru beberapa kali. Untunglah aku segera tahu jatidirinya yang sebenarnya sebelum aku berhasil diperdayanya,” jelas Serly.

Lalu apa tujuan kamu melaporkan ini ke saya?”

Biar tahu saja. Siapa tahu nanti ketemu di jalan dan kamu ditipu dia.”

“Ok. Trims atas infonya. Lalu sekarang kamu mau apa?”

“Duh…kejam kali kau bah. Aku hanya ingin kamu datang lagi ke rumah saya,” pinta Serly.

“Rumah kamu? Memang kamu punya rumah?”Kata-kata Poltak benar-benar tajam. Rasa sakit hatinya masih tebal terhadap Serly. Poltak belum bisa melupakan bagaimana tatapan mata Serly yang mesra kepada Fauzi, sementara Poltak seperti diremehkan di malam itu.

“Wah…tega banget ya kamu. Sudahlah kalau begitu,” Serly akhirnya berbalik lalu berjalan ke dalam areal kampus lagi. Dia kuliah sampai sore.

Poltaksenang danpuas karena merasa telah sukses membalaskan sakit hatinya ke Serly. Dengan senyum bahagia penuh kemenangan dia menaiki angkot yang akan mengantarnya pulang ke Depok. Dia ingin segera tiba di tempat kos dan belajar dengan serius menghadapi ujian semester yang sebentar lagi akan tiba. Dia tidak memikirkan hal lain selain pelajaran. Dia ingin lulus tepat waktu, supaya bisa memenuhi harapan bapaknya di kampung, berfoto bersamadengan pakaian wisuda.

Soal target untuk memiliki pacar sebelum semester satu lewat, sudah dia revisi. Kini dia memasang target yang lebih realistis: sebelum wisuda harus punya pacar.

***

Hari-hari ujian semester dijalani Poltak dengan baik. Dia merasa mampu mengerjakan soal-soal dan yakin akan mendapat nilai di atas rata-rata. Di balik kelakuannya yang terkadang konyol dan masa bodoh, rasa tanggung jawab serta keseriusannya belajar perlu dicontoh. Selama masa-masa ujian semester, dia sengaja bangun dini hari untuk membaca buku-buku mata kuliah yang akan diujikan.

Tak terasa. Tinggal satumata kuliah lagi yang akan dia hadapi.

Dini hari yang sunyi dan sepi. Ketika Poltak mempelajari mata kuliah terakhir yang akan diujikan, entah mengapa tiba-tiba rasa rindunya pada Serly menyeruak dahsyat. Sekalipun dia mati-matian mencoba untuk menghalau bayangan gadis seksi itu, tetap saja rasa rindunya menggebu.

Setelah tidak dapat menghalau rasa rindu dan gejolak dada yang gemuruh, dia pun mengambil keputusan untuk menjalin kembali hubungan dengan si gadis. Setelah ujian selesai, dia akan bertandang ke Komplek Perumahan Surga Dunia Blok B/H nomor 36 lagi. Dia ingin bertemu lagi dengan gadis itu, dan membuka kembali lambaran baru.

Poltak Suhardo benar-benar menyesal dan merasa sangat berdosa karena beberapa hari lalu seenaknya saja menjawab pertanyaan-pertanyaan Serly membuat gadis itu kecewa dan sakit hati, dan pergi dengan hati terluka. Poltak bertekad akan secepatnya menemui Serly dan meminta maaf,setelah ujian semester berakhir.

Pada dini hari yang dingin itu, dia bahkan sudah mengonsep kata-kata permintaan maaf kepada Serly yang akan dia kirimkan lewat SMS, begitu ujian sudah selesai nanti.

***

Singkat cerita. Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ujian semester ganjil sudah berakhir. Poltak ingin segera menunaikan janji sucinya untuk menemui Serly dan meminta maaf atas sikapnya tempo hari. Kalimat permintaan maaf yang sudah dikonsep, langsung diketikkan di HP dan mengirimnya ke nomor Serly.

Dengan hati berdebar, Poltak menanti handphone-nya berbunyi. Namun lewat satu jam, tidak ada jawaban dari Serly. Satu jam berikutnya pesan tadi dikirim ulang. Tapi hasilnya tetap nihil. Entah sudah berapa kali dia me-resendSMS berisi permohonan maaf itu, namun tidak ada sambutan dari Serly. Bahkan ketika esok paginya SMS itu dikirim lagi,hasilnya tetap nol besar.

Mungkin dia sedang tidak punya pulsa,” Poltak mencoba optimistis. Dan baginya, sekalipun SMS tidak dibalas, itu bukan penghalanguntuk berkunjung ke tempat tinggal Serly. Dia yakin dengan kehadirannya secara langsung, hati Serly akan luluh dan menerima kehadiran Poltak dengan tangan terbuka.

Adegan selanjutnya tentu saja: berpelukaaaan.... Poltak mulai mengkhayal yang bukan-bukan. {} BERSAMBUNG...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun