Mohon tunggu...
Hans Panjaitan
Hans Panjaitan Mohon Tunggu... -

Biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istana dan Hantu

29 Oktober 2014   22:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:15 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAHWA Istana Negara dihuni banyak hantu, tentu bisa dimaklumi. Namanya saja bangunan tua, kuno, yang sudah dihuni berbagai jenis manusia secara silih berganti selama ratusan tahun. Dari pejabat-pejabat Kompeni Belanda hingga presiden-presiden Indonesia.

Sebagai orang yang percaya adanya kehidupan setelah kematian, kita harus percaya kalau orang yang meninggal itu hanyalah jasad/jasmaninya saja. Dikubur ke dalam tanah. Sementara rohnya akan tetap berada di dunia ini. Dan hanya orang-orang yang dikaruniai kemampuan “ekstra”- lah yang dapat melihat keberadaan roh-roh yang sudah tidak memiliki lagi “rumah” tersebut. Sampai di sini kita tentu dapat mengerti bahwa roh-roh orang yang sudah tiada itu tidak akan jauh-jauh dari tempatnya berada sewaktu masih hidup.

Di benak banyak orang, istana adalah tempat yang sangat menyenangkan dan berlimpah kemewahan. Dan kehidupan di sana tentu serba enak bak dongeng. Semua orang pasti ingin hidup di dalam Istana. Di Indonesia, hanya presiden yang sedang menjabat dan keluarganyalah yang berhak bertempat tinggal di Istana. Namun nyatanya tidak semua presiden yang pernah ada di negeri ini tinggal di Istana. Tercatat, sejauh ini hanya Presiden Sukarno dan Gus Dur yang memilih tinggal di Istana. Marilah kita lihat apakah Presiden Jokowi mau menambah daftar penguasa yang mau tinggal di Istana.

Mengapa banyak presiden dan keluarga yang ogah tinggal di Istana? Dari sekian banyak alasan, yang mengemuka adalah soal hantu. Banyaknya hantu di istana membuat kepala negara dan keluarga tidak mau tinggal di sana. “Istana menyeramkan terutama di malam hari,” kata seorang anggota keluarga presiden yang pernah tinggal di Istana. Bahkan SBY yang rumahnya sangat jauh di daerah Bogor, Jawa Barat pun, rela pergi-pulang meskipun itu melelahkan dan membuat repot banyak orang karena lalu-lintas harus disterilkan kalau iring-iringan kendaraannya lewat di jalan raya.

Orang yang jiwanya bersih, berniat bersih, mestinya tidak perlu takut tinggal di Istana, apabila alasannya memang hantu. Hantu tidak akan mengusik orang-orang yang punya nurani tulus mengabdi kepada kemanusiaan. Beda halnya apabila ada orang yang merasa banyak dosa, bisa saja selalu merasa diintai oleh hal-hal yang tidak kasat mata.

Semoga Jokowi dan keluarga betah tinggal di Istana Negara hingga selesai masa jabatannya sebagai presiden RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun