:Presiden Joko Widodo
Bolekah Mencintai Orang pada Hari Sabat?
Pesta usai setelah lidah kami mengecap tetes terakhir
Bansos yang tumpah dari keringat para petani negeri seberang
Menyangka hamba-hamba bersiap melempar batu
Merahasiakan rengek anak. Tatkala seekor ular meminta roti
Bolekah Mencintai Orang pada Hari Sabat?
Ketika para undangan menyingkir ke jalanan
Meninggalkan tuan pesta tanya penuh
Masih tanpa jiwalah kami
Para peziarah di tengah kawanan serigala
Sebuah garis menyerupai jembatan dan jalan tol membentang
Antara mata dan bibir kami
Serupa biji sesawi dan keraguan-keraguan kecil
Tentang asal baptisan Yohanes
:memindahkan ibu kota negara ataukah Kerajaan Surga?
Bolekah Mencintai Orang pada Hari Sabat?
Negeri Kanaan muncul dari masa zilam kami
Seperti seekor serigala meremukkan belulang
Selanjutnya kami adalah sebongkah tiang garam
Dengan rasa asin sebagai bahasa kehilangan paling ngilu
Dapatkah kemah sanggup menampung musa, Kristus, dan elia
Sementara cakrawala tak kuasa menyibak rahasia
Dan gelak samudera adalah langkah kecil anak sulung Mesir
Muskil menjangkau hadiratMu selalu?
Tertuju padaMu. Bayang-bayang kami menguarkan embun
Di pagi hari. Mulut bangsa Israel mengunyahMu sebagai manna
Sekalipun belalang hutan membiak di masa depan
Atau susu dan madu yang menetes dari perumpamaan
Menjadi alasan tertikamnya lambungMu
Bertugur pada janji. Beralih dari mezbah
Kami menyusuri Galilea mendulang rempah
Sedangkan dari dalam cawan. Keyakinan kami
Menyaksikan batu penutup pintu hati telah terguling
Bolehkah (kami) meminum anggur baru
Sementara orang lain mengatakan,
"Anggur yang tua rasanya lebih baik"?
(Ledalero 30 Mei-02 Juni 2015).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H