Siapa yang tidak kenal Mark Zuckerberg? Co-founder dan CEO Meta (sebelumnya Facebook, Inc.) yang sekarang ini sedang menjadi top trending topic karena telah melakukan rebranding terhadap Facebook menjadi META dan juga untuk perusahaan dibawah entitas Facebook yaitu Instagram dan WhatsAp.Â
Mark Zuckerberg melakukan rebranding ke META merupakan tanda bahwa berbagai perusahaan yang berada di bawah Facebook sebagai perusahaan media sosial telah berubah menjadi Metaverse yang dipilih oleh Mark Zuckerberg sebagai masa depan internet karena sejalan dengan visi nya saat membangun Facebook.Â
Metaverse sendiri adalah dua kombinasi kata, yakni Meta yang berarti melampaui, dan Universe yang artinya semesta yang mengacu pada lingkungan dunia maya bersama yang dapat diakses orang melalui internet.
Dengan dilakukannya rebranding menjadi Meta ini diharapkan oleh Mark Zuckerberg sebagai perubahan yang baik bagi masa depan Facebook, Instagram dan WhatsApp untuk membangun Metaverse sebagai bentuk perubahan untuk masa depan Facebook yang lebih baik lagi.
Dilakukannya rebranding ini juga menjadi salah satu jawaban atas ketidakpercayaan serta kebingungan para pengguna Facebook tentang merek perusahaan yang serupa dengan media sosial yang ada seperti Instagram dan WhatsApp.
Menurut Richard L. Daft (2018,465) dalam "The Leadership Experience 7th Ed" terdapat beberapa kekuatan yang mendorong terjadinya Perubahan seperti yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg rebranding Facebook menjadi Meta, sebagai berikut :
- Kemajuan teknologi
- Globalisasi
- Media sosial dan revolusi informasi
- Turbulensi ekonomi
- Pergeseran sikap sosial
- Mengubah kekuatan pasar
- E-bisnis dan perdagangan seluler
- Meningkatkan regulasi
Dari sini kita dapat melihat bahwa Mark Zuckerberg melakukan rebranding menjadi Meta untuk membangun metaverse adalah sebagai bentuk perubahan yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg sebagai bentuk masa depan dari Facebook serta masa depan Instagram serta WhatsApp di waktu yang akan datang karena kemajuan teknologi serta media sosial dan revolusi informasi menuntut Mark Zuckerberg untuk melakukan perubahan dengan menciptakan metaverse yang diklaim Mark Zuckerberg sebagai bentuk untuk menciptakan ekosistem digital berbiaya rendah.
Menurutnya, sedikitnya pilihan bagi konsumen dan biaya tinggi menjadi hambatan bagi Facebook, Instagram dan WhatsApp untuk berinovasi dan menghambat perkembangan internet.Â
Perubahan menjadi Meta yang diharapkan oleh Mark Zuckerberg sebagai bentuk strategi serta tujuan besar yang tengah dibangun perusahaan.Â
Dengan melakukan perubahan tersebut Meta diharapkan dapat diakses oleh banyak orang dengan biaya yang lebih rendah seperti biaya Iklan untuk meningkatkan ekonomi kreatif dunia akibat turbulensi ekonomi yang sekarang ini sedang melanda dunia dan globalisasi yang semakin bertumbuh pesat.
Walaupun terdapat berbagai macam isu terkait dilakukannya rebranding Meta ini guna menghindari kasus kebocoran data yang ada tetapi Mark Zuckerberg telah menegaskan bahwa perubahan tersebut tidak ada kaitannya dengan kebocoran data Facebook Papers.
"Tidak ada hubungannya dengan ini. Meskipun saya pikir beberapa orang mungkin ingin membuat hubungan itu, saya pikir itu hal yang konyol. Jika ada, saya pikir ini bukan lingkungan tempat Anda ingin memperkenalkan merek baru," kata Zuckerberg, kepada The Verge. sumber: www.liputan6.com
Dengan dilakukannya rebranding tersebut, Mark Zuckerberg berjanji terkait keamanan data pengguna menjadi agenda penting bagi Meta sebagai bentuk perlindungan dan keamanan data para penggunanya agar tidak terjadi kebocoran data dikemudian waktu seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Saya merasa bahwa perusahaan terbaik dimulai bukan karena pendirinya menginginkan sebuah perusahaan, tapi karena sang pendiri ingin mengubah duniaÂ
- Mark Zuckerberg, Co-founder dan CEO Meta Platforms (sebelumnya Facebook, Inc.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H