Dalam dunia kerja kita pasti akan dihadapkan pada tugas ataupun tanggung jawab yang telah ditentukan oleh manager atau atasan kita agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, tetapi ketika beban kerja yang diberikan hanya itu saja tanpa adanya job enrichment pastinya orang yang bekerja tersebut tidak termotivasi karena tidak adanya pengakuan ataupun perkembangan akan dirinya di dalam perusahaan.
Job enrichment sendiri menurut Richard L. Daft (2017:245) adalah suatu pendekatan motivasi yang mengabungkan motivators tingkat tinggi kedalam pekerjaan. Dalam arti sederhana menambah beban kerja dengan memperkaya tugas seorang pekerja dengan level tugas yang lebih tinggi dari yang seharusnya dia kerjakan. Harapannya hal tersebut dapat memotivasi orang tersebut dalam bekerja tetapi jika berlebihan beban tugas tersebut bukannya memotivasi malah membuat pekerja tersebut tidak termotivasi dan merasa tidak puas akan pekerjaan yang diberikan terlalu berlebihan sehingga penting bagi pemimpin untuk paham bagaimana meningkatkan beban kerja karyawannya secara optimal dan efesien untuk pekembangan serta motivasinya.
Menurut Herzberg’s dalam teori Two-factor nya bahwa terdapat 2 dimensi yang mempengaruhi kepuasan seorang yaitu Dimensi Motivators dan Hygiene Factor. Motivators adalah faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai level kepuasannya seperti : pencapaian, pengakuan, tanggung jawab, pekerjaan pribadi dan perkembangan diri sedangkan Hygiene factor adalah faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai level ketidakpuasannya seperti : kondisi kerja, gaji dan keamanan, aturan perusahaan, supervisor, komunikasi dan relasi. berikut Exhibit 8.5 badan dari Herzberg's Two-Factor Theory.
Sebagai seorang pemimpin memotivasi karyawannya adalah hal penting yang perlu diperhatikan bagi seorang pemimpin yang efektif karena tanpa ada nya karyawan yang termotvasi dan berkinerja baik bagaimana perusahaan itu berkembang. Lalu apakah motivasi untuk setiap karyawan itu bisa mengunakan teori Herzberg’s. tentu saja tidak faktanya banyak sekali teori-teori motivasi yang terkenal yang masih sering digunakan oleh para pemimpin perusahaan yang efektif seperti teori Hirarki kebutuhan Maslow, teori ekspetasi, teori ekuitas, teori reinforcement dan masih banyak lagi teori motivasi yang dapat digunakan.
Oleh karena itu penting sekali untuk memberikan pengakuan, beban kerja yang lebih untuk perkembangan si karyawan tersebut serta pengakuan dan pencapaian keyawan tersebut dalam menyelesaikan tugas yang lebih tinggi tingkatannya sehingga hasil dari pemberian tugas ditingkat yang lebih tinggi memberikan motivasi bagi karyawan tersebut untuk bekerja dengan lebih giat dan lebih baik lagi di kemudian hari.
Bagi kalian para pemimpin juga dapat membuat perubahan dalam pekerjaan untuk meningkatkan potensi motivasi dan pemberdayaan pekerjaan bawahan kalian, menurut Richard L. Daft (2017:245) berikut ini lima dimensi untuk meningkatkan motivasi dan pemberdayaan pekerjaan :
- Tingkatkan variasi keterampilan.
- Struktur pekerjaan yang optimal dan jelas sehingga seorang karyawan dapat melakukan tugas yang lengkap dari awal sampai akhir.
- Memasukkan signifikansi tugas ke dalam pekerjaan mereka.
- Beri mereka otonomi untuk memilih bagaimana dan kapan melakukan tugas-tugas tertentu.
- Sebisa mungkin, rancang pekerjaan terbaik untuk memberikan umpan balik dan biarkan karyawan melihat hasil dari upaya mereka.
Kesimpulan : Seorang pemimpin harus mampu memotivasi bawahannya karena orang-orang tersebut adalah aset perusahaan yang harus dijaga dan kembangankan. Dengan semakin berkembangnnya mereka dimulai dengan pemberian beban kerja tingkat lebih tinggi serta motivasi membuat mereka mampu memberikan performance terbaik mereka dalam bekerja maka dari itu penting pemberian job enrichment untuk memotivasi mereka sesuai teori Two-Factor yang diperkenalkan Herzberg.
Akhir kata, mungkin ada beberapa pembaca akan bingung atau bertanya-tanya apakah teori motivasi itu termasuk teori yang paling baik ? Jadi, Semua teori yang ada baik itu Hirarki kebutuhan Maslow, Two-factor Herzberg's, teori ekuitas, teori ekspetasi dan lain-lain memiliki keunggulannya masing-masing sehingga sebagai seorang pemimpin yang efektif harus mampu untuk menyesuaikan kebutuhan teori mana yang cocok untuk diaplikasikan ketiap-tiap individu yang memiliki karakteristik atau hal yang membuat mereka termotivasi baik itu dari sisi kebutuhan, gaji, reward maupun perkembangan diri.
"Tak perlu jadi hebat untuk memulai, tapi kau harus memulai untuk bisa jadi hebat."
- Zig Ziglar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H