Ini adalah sebuah judul lagu teranyar dari band favorit saya KOTAK. Melodinya enak, cara Tantri menyanyikannya dan suaranya yang serak-serak sexy juga mendukung ide syairnya yang sendu. Biasalaah kisah sedih percintaan yang kandas di tengah jalan... kesukaan ibu-ibu bangetzz...
Tapi sebenarnya waktu melihat judulnya, yang terbersit di kepala saya adalah Pelan-Pelan Saja bisa juga berarti Sebuah PROSES Panjang dalam meraih suatu tujuan.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat ini kadang-kadang kita terhanyut untuk ikut-ikutan grasa-grusu dalam melakukan segala hal. Pengen cepet bisa nulis, pengen cepet bisa nyetir, pengen cepet bisa ini dan itu dan ini dan itu. begituuu terus...!
Padahal untuk bisa menjadi penulis kaliber, yang tulisannya bermutu, enak dibaca dan perlu..eh salah..., dan bahkan bisa menginspirasi orang, tentunya memerlukan proses. Diawali dengan menulis yang pendek-pendek dulu, yang nggak penting dulu, yang terkadang memalukan dulu. Nggak pa-pa, namanya juga proses. Tanya saja teh Pipiet Senja, mbak Inge, mbak Mariska, pasti mereka tidak langsung seperti sekarang ini, jebret!!!
Untuk bisa menyetir dengan kecepatan kurang lebih 200 km/jam dengan aman bahkan jadi juara dunia 7 kali, Michael Schumacher jagoan saya (ehm...ehm...) tentunya belajar nyetir dengan kecepatan rendah dulu. Pelan-Pelan Saja... (Untuk yang ini saya nggak merekomendasikan untuk bertanya, jauh!)
Kalau mau yang tidak jauh-jauh, waktu pertama kali jadi pembicara amatir pada seminar manajemen yang diadakan oleh kantor konsultansi papa saya, kakak dan saya yang gemetaran mendapat nasehat sederhana yang sangat memotivasi, kata papa saya alias pak Sentana begini, "Pelan-Pelan Saja... Menghitung juga dimulai dari angka satu, lalu dua, dst..." Iya juga yaa... Jangan terburu-buru ingin jadi yang terbaik, cukup lakukan yang terbaik. Itu penting...
Makanya orang Jawa punya pribahasa "Alon-alon asal kelakon". Peribahasa sastra Indonesia juga mengenal "Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian" atau "Biar lambat asal selamat" dan juga "Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit". Semuanya berarti kurang lebih sama...
Di agama saya juga disukai untuk beramal pelan-pelan, sedikit-sedikit tapi berkelangsungan, daripada jebrat jebret, hebrang hebring, lalu berhenti, tak mau beramal lagi. Paraah...
Jangan saalah... Pengantin baru wanita juga suka bilang, "Pelan-Pelan Saja maas..." (hayyoo ngeres deeh...). Maksud saya, si pengantin wanita bilang gitu karena si suami barunya ini tergesa-gesa merobek amplop-amplop kado berisi uang... Sayang kan kalo si merah bergambar Soekarno-Hatta jadi robeek....
Udah dulu ya, lama-lama nglantur niih... lagian saya mau dengerin lagu itu lagi...
..Lepaskanlaah... ikatanmuuh... dengan akuuh... / biar kamu tenaaang..../ bila beraaat.... meluwpakan wakkuuu...../ Pelan-Pelaaaan sajjaaaaa.....