Mohon tunggu...
Hans The Great
Hans The Great Mohon Tunggu... Pegawai -

Hanya ingin belajar menulis, bersahabat, berbagi kisah, danmenyalurkan rasa iseng.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kenapa Ikan Louhan dan Anthurium Bisa Mahal?

11 November 2011   00:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:49 5434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika booming, harga akan meroket tanpa kendali dengan bantuan hobiis, kolektor, dan spekulan. Ada seekor ikan louhan dibanderol 1 milyar rupiah ! Itupun ada yang beli ! Saya mengikutinya karena saya berlangganan majalah Trubus dan sempat jeblok ketika membeli louhan. Waktu itu Saya membeli dua ekor louhan masing-masing seharga 600 ribu. Menurut teman, di tempatnya harga yang jenis tersebut bisa mencapai 1,5 juta per ekor. Hmmm... Peluang nih, pikir saya. Ketika akan dijual hanya dihargai 250 ribu ! Alasannya, ada tanda hitam dibawah matanya. Katanya itu louhan menangis, nggak bawa hoki. Maksut loh !!! Jadi deh rugi. Akhirnya sih dijual rugi, yang seekor lagi ditukar dengan kucing .anggora. Beeuucchh... Mau untung malah buntung.

Tips

Kalau mau bisnis atau spekulasi di bisnis seperti ini jangan terlalu lama. Cukup dua atau tiga kali transaksi saja. Tapi awalnya lihat dulu trendnya. Anda ada dibagian mana dalam bisnis ini. Kalau baru mulai, okelah, tapi kalau sudah mendekati anti klimaks, sebaiknya jangan ikutan.

Pelajari produknya. Ikan Louhan dan anthurium mudah dikembang biakan, artinya suatu saat produksi akan melimpah dan harga anjlok. Jadi pilih produk yang lebih stabil. Contohnya Koi, Arwana, Adenium. Ketiga produk terakhir lebih menarik, karena susah dan tidak bisa asal-asalan.

Tips ini berlaku juga untuk bisnis MLM, PULSA, BENSIN, ARISAN BERANTAI dan sejenisnya. Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun