Mohon tunggu...
Hans Aristo Kendro
Hans Aristo Kendro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Sengsara Membawa Nikmat Karya Tulis Sutan Sati

4 Oktober 2021   09:15 Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:40 9634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Sengsara Membawa Nikmat

Pengarang: Tulis Sutan Sati

Penerbit: Balai Pustaka

Tahun Terbit: 1929

Cetakan: 12, 2012

Dimensi Buku: 15 x 21 cm

Jumlah Halaman: 192

ISBN: 979 – 470 – 360 – 1 

Sengsara Membawa Nikmat adalah novel karya Tulis Sutan Sati mengenai sebuah cerita kebangkitan. Ditulis pada tahun 1929 oleh beliau, novel ini menunjukkan sebagian kehidupan masyarakat di tanah Minang pada zaman kekuasaan Belanda. 

Selain itu, novel ini menceritakan penderitaan dan kesulitan hidup rakyat yang mereka alami terutama dengan ketidakadilan hukum pada masa itu. Namun, dari kesengsaraan yang dialami kita akan mendapatkan berkah dari Tuhan atas teguhnya kepada iman kepercayaan dan kebaikan hati kita.

Novel ini menceritakan Midun, seorang pemuda di desa yang terkenal oleh semua penduduk desa. Ia adalah seorang yang santun, berperilaku baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati. 

Ada juga lawannya Kacak, pemuda di desa yang tidak disukai oleh penduduk desa walaupun ia adalah anak dari Tuanku Laras atau kepala desa. Kesayangan penduduk kepada Midun membuat Kacak menjadi dengki dan terus berusaha untuk menjatuhkan Midun di berbagai kesempatan.

Midun yang terus-menerus dijebloskan oleh Kacak menjalani segala kesengsaraan dengan ikhlas dan sepenuh hati karena ajaran guru pencak silatnya Haji Abbas dan ayahnya yang meyakinkan bahwa segalanya akan baik di akhir bagi Midun. 

Mulai dari hukuman kerja paksa sampai dijebloskan dalam penjara dialami oleh Midun. Walaupun segala hal itu, ia tetap bertahan dan menerima segalanya dengan sepenuh hati. 

Namun, semakin banyak hukuman yang Midun lewati semakin dengki Kacak terhadapnya. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang mengasihani Midun dan merasa bahwa ia tidak pernah bersalah.

Menjadi tawanan penjara, Midun tetap menjalani hari-harinya dengan tabah dan penuh keberanian. Dia selalu mempunyai keinginan untuk mempelajari banyak hal dan juga berkenalan dengan seorang gadis bernama Halimah yang kemudian ia nikahi dan punya anak. 

Pada akhirnya, setelah melalui banyak cobaan, hidup Midun menjadi bahagia dan penuh berkah sedangkan Kacak yang tertangkap karena menggelapkan uang, menjadi seorang tahanan dan akhirnya dibuang ke Padang.

Cerita dari novel "Sengsara Membawa Nikmat" merupakan cerita kebangkitan Midun dari seorang pemuda yang terus mengalami musibah, menjadi seseorang yang dihormati dan disayang orang banyak. 

Kisah ini mengambil amanat bahwa dari segala cobaan dan kesulitan yang kita jalankan, pasti akan ada sesuatu yang baik yang kita akan dapatkan jika kita terus teguh pada kepercayaan dan prinsip hidup kita seperti Midun. 

Kita juga tidak boleh iri dan ingin menjatuhkan orang lain seperti yang dilakukan Kacak. Selain itu, Tulis Sutan Sati juga ingin menunjukkan budaya dan keseharian orang Minang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda.

Nilai-nilai yang diajarkan pada novel ini menggunakan ilmu dari pencak silat yang mengajarkan untuk melatih tubuh dan raga agar sehat dan kuat. Banyak hal yang dapat dipelajari dari tindakan Midun yang selalu murah hati dan sopan santun terhadap semua orang mau baik atau tidak baik padanya. 

Bukan hanya tahan secara mental, ia juga mempunyai kemampuan bela diri yang bagus alhasil ajaran guru pencak silatnya Haji Abbas. Berkat didikan yang baik dari gurunya dan ayahnya, Midun bisa menjadi seseorang yang terus sabar dan tahan banting.

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini cukup unik karena menggunakan bahasa daerah masyarakat Minangkabau seperti 'engku muda' dan 'udo'. Penggunaan bahasa daerah ini bisa dilihat sebagai sesuatu yang baik atau buruk tergantung orang yang membaca. 

Bahasa daerah yang dimasukkan dapat membuat orang semakin menikmati membaca karena lebih terasa sebagai sastra kearifan lokal. Akan tetapi, bisa juga pembaca menjadi tidak menikmati karena bingung akan beberapa istilah yang digunakan dalam buku ini.

Cerita yang dibuat dalam buku ini detail dalam menyampaikan segala kejadian mulai dari suasana, waktu, lokasi, dan bahkan ekspresi karakter yang terlibat. 

Kekuatan terbesar dalam novel adalah konsistensi dalam alur cerita yang terus berkembang jalannya sedikit demi sedikit menjadi sebuah cerita yang bagus sampai akhir. 

Dialog dalam cerita juga digunakan dengan baik karena bisa menggambarkan watak karakter dengan baik dan menunjukkan hubungannya satu orang dengan yang lainnya melalui dialog. 

Cara menyampaikan amanah dalam cerita cukup menarik karena tidak hanya melalui kompleks cerita namun dialog yang juga diisikan oleh banyak penggunaan peribahasa memuat seakan kalimat pembicara dalam cerita lebih puitis.

Tetapi novel ini masih jauh dari sempurna dan memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya menurut saya adalah walaupun alur dibuat dengan baik, cerita menjadi agak lambat karena memang lebih menunjukkan kehidupan sehari-hari. Maka saat tidak banyak aksi atau hal baru ditunjukkan, mudah menjadi bosan dalam membaca. 

Secara segi desain, cover novel tidak memikat mata karena penggunaan gambar buram yang tidak enak dilihat. Tata kalimat juga tidak begitu baik karena masih banyak digunakan kalimat yang tidak efektif.

Secara keseluruhan, novel ini menunjukkan banyak nilai yang bisa diambil oleh orang muda maupun dewasa. Banyak pesan-pesan yang disampaikan dengan baik dari perjalanan kehidupan Midun. 

Buku novel 'Sengsara Membawa Nikmat' bertujuan untuk memberi sebuah cerita perjuangan dan romansa yang baik sekaligus mengajarkan nilai-nilai penting dengan ilmu silat dan ilmu agama. 

Dari cerita dan amanat tersebut diharapkan kita sebagai pembaca dapat menjadi pribadi yang lebih pemahaman dan termotivasi untuk berjuang keras demi mendapatkan kebahagiaan dalam hidup kita.

DAFTAR PUSTAKA

Ritonga, Junaidah. 2019. Resensi Novel Sengsara Membawa Nikmat. (Online). (junaidahritonga.blogspot.com, diakses 30 September 2021).

Nanastiti, Dewi. 2016. [RESENSI] Novel ~ Sengsara Membawa Nikmat. (Online). (hydnast.wordpress.com, diakses 30 September 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun