Mohon tunggu...
Hansamu Oyoba
Hansamu Oyoba Mohon Tunggu... Freelancer - Jambi

Berkarya untuk menginspirasi Menulis untuk berbagi Mengajar untuk mencerdaskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sifat Ragu Sifat Ilmuan

28 Januari 2015   04:47 Diperbarui: 16 Maret 2016   19:41 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Walau begitu, Saya masih tetap memberanikan diri menghadap kembali kepada Sang Profesor. Saya menghadap dengan rasa takut, sekaligus juga cemas. Sambil tersenyum Sang Profesor memulai pembicaraan,“Anda yakin proposal Anda ini sudah benar?”. Aduh!, pertanyaan ini lagi pekik Saya dalam hati. Kalau Saya salah menjawab nasib Saya akan sama seperti dulu. Dengan ragu-ragu dan cemas, Saya beranikan diri untuk menjawab,”Maaf Prof, Saya ragu-ragu dengan apa yang Saya tulis, bisa saja benar dan bisa juga tidak”. Mendadak Sang Profesor berdiri, mejulurkan tangahnya mengajak saya bersalaman. Saya tidak tau apa yang dimaksud Sang Profesor, Saya pun berdiri, Saya angkat tangan Saya dengan gemetar dan menyalaminya. “Selamat, Anda sudah menjadi seorang ilmuan!”, ucapnya dengan suara yang penuh makna. Mendadak Saya bingun, apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan Saya, menerka-nerka dan menduga-duga. Sang Profesor melanjutkan,”Seorang ilmuan bersifat skeptis, Dia selalu meragukan segala sesuatu”. Seketika pikiran saya menerawang, mencari-cari sesuatu dalam ingatan saya. Iya, saya ingat!, dulu ketika belajar filsafat, Sang Profesor pernah menyampaikan ini pada saya.

 

Seorang ilmuan pada mulanya selalu bersikap skeptis, Ia meragukan segala sesuatu. Jika, dikemukahkan padanya suatu teori tertentu, maka keraguan itu tercermin dalam sebuah pernyataan: jelaskanlah kepada Saya lalu berikan buktinya!. Nah, begitulah saya sekarang. Saya seorang ilmuan.

 

...

 

Ini hidup Kita! Kita bebas memilih untuk menjadi sesuatu yang Kita inginkan. Kita boleh saja menjadi orang yang merasa paling pintar di negri ini. Kita boleh juga menjadi orang yang peragu (Ilmuan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun