Situbondo merupakan sebuah wilayah kabupaten di Jawa Timur. Kabupaten ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda dan dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha tambak udang dan perikanan. Disini terdapat banyak sekali rumah makan, salah satunya rumah makan istana lele yang enak dan selalu ramai pengunjung bahkan tidak hanya dari Situbondo saja melainkan dari berbagai kota.Â
Dari situlah kelompok kami memilih istana lele sebagai objek penelitian kami. Narasumber dalam wawancara ini yaitu Diah Ayu Pitaloka, berusia kurang lebih 30 tahun yang berasal dari Bondowoso. Mbak Diah ini merupakan anak menantu dari bapak sunardi yang merupakan pemilik dari istana lele.
Menyantap lele goreng mungkin sudah biasa bagi orang-orang. Tapi apakah kalian pernah mendengar lele dibakar? dan apakah pernah mencobanya? Jika belum mari kami ajak untuk mencicipinya di salah satu rumah makan di Situbondo yaitu Istana Lele yang terletak di Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.Â
Nasi hangat, lele gurih berpadu manis dan pedasnya sambal dijamin dapat menggoyang lidah siapapun yang menyantapnya. Rumah makan yang berjarak hanya lima kilometer dari Taman Nasional Baluran. Tempat ini bisa dijadikan tempat pilihan bersinggah untuk makan bagi yang melintas dari Banyuwangi atau Bali. Ada gazebo juga yang bisa dipilih untuk menghilangkan penat dan sembari beristirahat sambil menikmati menu ikan lele yang disajikan dengan bumbu khas.
Bapak Sunardi merupakan pemilik usaha Istana Lele. Sebelum mendirikan usaha tersebut beliau bekerja serabutan lalu beliau kerja di Balittas dan kemudian diangkat menjadi seorang PNS. Â Bapak Sunardi seringkali mencari pekerjaan sampingan yang tidak menyita waktu di Kantor hal ini dikarenakan pada saat itu anak-anaknya sedang berkuliah, sehingga apabila hanya mengandalkan gaji PNS tidak cukup.Â
Suatu hari beliau terbesit di pikirannya untuk ternak lele. Namun karena memang baru pertama kali terjun dalam dunia ternak lele, hasil dari lele tersebut ukurannya tidak rata sehingga Bapak Sunardi bingung lele tersebut akan diolah menjadi apa. Kemudian istri dari Bapak Sunardi yang kebetulan merupakan tukang masak, dimana suatu hari ada pesanan dari pemimpin Bapak Sunardi di tempatnya bekerja, yang ingin memesan lele namun bukan ikan lele yang belum matang melainkan ikan lele yang sudah dimasak. Dan istri dari Bapak Sunardi pun kebingungan lele tersebut akan diolah seperti apa. Pada suatu hari Istri dari Bapak Sunardi ini bermimpi didatangi oleh ibunya.Â
Dalam mimpinya, Ibu dari Istri Bapak Sunardi ini menyiapkan bumbu-bumbu memasak. Akhirnya bangun dari tidurnya, Istri Bapak Sunardi mencatat bumbu-bumbu yang tadi beliau mimpikan. Setelah itu, beliau pergi ke pasar dan mencoba memasak ikan lele dengan bumbu tersebut. Lele tersebut dibakar dan ternyata rasanya enak. Dari situ mulai banyak yang memesan. Sehingga Bapak Sunardi membuat dua gazebo dan mendirikan usaha tersebut. Istana lele berdiri sejak tahun 2002 sekitar pada bulan Juli-Agustus. Hingga sekarang sudah menginjak 20 tahun.
Berbicara mengenai penghasilan dari istana lele sendiri sudah terlihat jelas keuntungan yang didapat pastinya banyak. Omset awal saat berdirinya usaha Istana Lele ini berkisar 10-15 juta perbulannya. Setiap tahun pasti mengalami kenaikan dan penurunan dan itu hal biasa dalam usaha perbisnisan. Bisa dibilang istana lele ini mencapai puncak kejayaannya di tahun 2010 hingga sebelum corona yaitu tahun 2019. Disitu penghasilan yang didapat benar-benar tinggi, karena banyaknya masyarakat yang ingin datang dan makan di istana lele. Begitu lezat dan sampai bikin ketagihan.Â
Menu terbaik dan spesial di sini pastinya ikan lele. Meskipun sekarang ada tambahan berbagai menu namun tetap yang paling utama dan primadona itu lele bakar. Menu lainnya ada gurame panggang/goreng, ayam, lalapan tahu tempe dan berbagai minuman. Kedepannya juga ada rencana tambahan menu lagi seperti cah kangkung dan cah sawi. Rata-rata karyawan yang bekerja di Istana Lele adalah laki-laki. Jumlahnya sendiri ada 22 karyawan. Setiap karyawan mendapatkan gaji 1.2 juta perbulan dan apabila lembur mendapatkan tambahan sebesar 50 ribu. Karyawan Istana Lele juga mendapatkan makan 2-3 kali sehari dan diperbolehkan membawa nasi 1 bakul.
Sekitar pada tahun 2006 usaha tersebut semakin ramai pengunjung dan dengan adanya rezeki sehingga dapat mendirikan tempat usaha yang sampai sekarang ini masih aktif dan usaha tersebut diberi nama "Istana Lele". Dibalik pemberian nama Istana Lele adalah karena impian dari Istri Bapak Sunardi yang memiliki keinginan untuk membuka usaha yang besar dan karena kebetulan yang dijual hanya olahan lele. Istri beliau ingin lele yang dijual ke konsumen memiliki cita rasa yang enak dan juga memberikan tempat sebaik mungkin kepada konsumen. Harapan dari Istri Bapak Sunardi adalah mendirikan usaha seperti layaknya istana.Â
Sehingga diberilah nama "Istana Lele" pada usahanya. Terbukti hingga sekarang usaha tersebut masih ramai. Bahkan pelanggan dari Istana Lele tersebut tidak hanya dari dalam kota. Melainkan dari berbagai daerah seperti dari daerah Bondowoso, Blitar, Sumatera, Bali, dan NTB. Selama mendirikan usaha pemilik Istana Lele belum pernah sama sekali mengeluarkan uang sepeser pun untuk mempromosikan Istana Lele. Promosi mereka berasal dari mulut ke mulut.
Pemasokan bahan ikan lele ini ada juga yang ambil dari luar karena tidak cukup jika hanya mengandalkan ikan yang ada di tambak. Istana lele habis sekitar kurang lebih 20 kg ikan lele dalam sehari. Sedangkan harga lele per kilo nya 33.000, jika membeli 20kg kepada tengkulak berarti membayar 660.000. Biasanya tambak tersebut membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk memanennya.Â
Pelanggan yang datang kesini tidak hanya dari Kabupaten Situbondo saja namun banyak juga yang dari luar kota. Diantaranya Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Malang, Blitar, NTB, Mataram, Lombok bahkan China juga ada. Dan yang datang ke rumah makan ini pun pada bermobil semuanya dengan membawa rombongan keluarga, tidak jarang datang sendirian, kecuali sepasang kekasih.Â
Istana lele ini sungguh diminati oleh semua orang baik dari kalangan anak kecil, remaja hingga dewasa. Harganya juga pun terjangkau dan porsinya juga banyak. Jam operasional istana lele buka setiap hari mulai pukul 08:30-21:00 WIB. Apabila ingin melakukan pemesanan bisa lebih pagi yaitu pukul 04:00 WIB. Istana lele sendiri menempati lahan yang cukup luas dan sekarang sudah terdapat kurang lebih 10 gazebo, adapun fasilitas lainnya seperti toilet dan musholla. Tidak hanya itu didalamnya juga terdapat kolam budidaya lele yang satu lokasi dengan istana lele.
Masa-masa kritis dalam dunia usaha ketika Covid-19 melanda dan menjadi pandemi. Tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia, dampak dari pandemi juga dirasakan oleh Istana lele. Namun, walaupun Covid-19 melanda tidak menjadi penghalang usaha ini untuk tutup. Istana Lele tidak pernah tutup dari awal dibuka sampai saat ini kecuali pada saat pemiliknya sakit 2 hari pada saat itu selebihnya tidak pernah tutup sama sekali.Â
Faktor pendukung istana lele tidak tutup dikala pandemi karena tempatnya yang outdoor. namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Covid-19 sangat menjadi polemik pada saat itu karena pendapatan yang hampir tidak ada sama sekali, pengusaha istana lele tersebut dengan berat hati harus memberhentikan beberapa pegawainya karena tidak sanggup untuk membayar sesuai seperti  biasanya.
Permasalahan yang tidak kalah polemik bagi pemilik Istana Lele juga karena inflasi bahan pangan seperti bawang, cabai, dan bahan dapur lainnya seperti minyak. Melonjaknya harga bahan dapur tersebut membuat pemilik Istana Lele pusing. Namun mau tidak mau karena bahan-bahan yang semakin naik dari tahun ketahun membuat pemilik istana lele harus menaikkan harganya yang awalnya pada tahun 2002 harganya seporsi 20.000 saat ini sudah 60.000 per porsinya.
Namun, harga tersebut seimbang dengan kualitas lele, penanganan lele, bumbu yang istimewa dan menjadi resep rahasia dari usaha lele ini serta cita rasa lele bakar yang menggugah selera. Satu porsi terdapat 6 ikan lele bakar dengan nasi lalapan tahu tempe dan sambal.
Penulis :
- Aisyah Minnuril Arifin     (200910302084)
- Khoirun Nisa' Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â (200910302048)
- Nur Aini Zulfa            (200910302006)
- Dwiyen Aditya Prayogi     (200910302085)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H