Globalisasi, masa dimana tercipta arus informasi, gagasan, produk (barang dan jasa), bahkan manusia yang semakin bebas. Globalisasi menjadi salah satu faktor pendorong terbesar dalam peningkatan kemakmuran dunia. Melalui strategi yang tepat untuk berpartisipasi dalam globalisasi negara-negara dapat meningkatkan standar hidup masyarakatnya. Meskipun perkembangan suatu negara dipengaruhi banyak faktor, namun globalisasi mempermudah hal tersebut untuk terjadi. Globalisasi memiliki peran yang fundamental dalam membentuk dunia yang sekarang ini. salah satunya dalam bidang ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, terdapat pemikiran bahwa ekonomi akan semakin efektif apabila tenaga kerja dan modal dapat bergerak dengan bebas. Bahkan perekonomian dunia akan terwujud atas penggunaan faktor produksi dalam kondisi penggunaan terbaiknya. Namun apakah penerapan Free Movement of Workers hanya akan memberikan dampak positif?
Free Movement of Workers merupakan salah satu dari 4 kebebasan mendasar dalam pasar bersama. Bersamaan dengan pergerakan bebas barang, jasa dan modal, FWK (Freedom of Workers) dibahas di dalam Treaty of Rome (1957). Treaty of Rome sendiri merupakan gagasan yang mendasari terbentuknya EEC (European Economic Community) oleh Uni Eropa. Dengan demikian beberapa poin pembahasan dalam tulisan ini juga akan mengangkat sedikit bagian dari peristiwa yang berkaitan dengan EU (European Union).
Free Movement of Workers (FMK)
Lahirnya kebijakan untuk mendorong pergerakan bebas dimulai sejak berakhirnya perang dunia kedua. Free Movement of Workers atau yang juga dikenal sebagai freedom of Movement memiliki tujuan utama untuk mendorong masyarakat dunia melakukan perjalanan. Perjalanan yang dimaksud tidak hanya dalam kontek rekreasi, namun juga untuk mengisi kekosongan tenaga kerja setelah perang dunia kedua berakhir.
Gagasan dasar yang mendukung adalah pemikiran internal UE untuk mencegah konflik ketenagakerjaan di benua Eropa. Sistem ini diprediksi akan memotivasi tenaga kerja akan “berkeliling” untuk meningkatkan standar ekonomi negara-negara pendiri Uni Eropa. Sistem ini cukup menggiurkan bagi tenaga kerja di Eropa karena sistem ini memungkinkan masyarakat untuk menempuh Pendidikan, bekerja bahkan pensiun di mana saja dalam wilayah Uni Eropa.
Manfaat Sistem Free Movement of Workers
1. Peningkatan output global
Dengan adanya sistem yang memberikan kesempatan bagi tenaga kerja untuk bergerak bebas akan mendorong lebih mudahnya izin bagi tenaga kerja untuk berpindah lokasi. Perizinan tersebut akan mendukung terdistribusinya tenaga kerja ke lokasi dimana keterampilan mereka lebih dibutuhkan. Hal ini akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja karena pemetaan keterampilan tenaga kerja bersesuaian dengan lapangan kerja.
Hal tersebut juga akan menguntungkan tenaga kerja. Terutama jika sistem pembayaran yang berlaku adalah upah atas dasar produktivitas. Nilai yang diberikan tenaga kerja kepada suatu industri tentunya bergantung pada hubungan keterampilan tenaga kerja dan industri. Artinya, tenaga kerja dapat dengan mudah berpindah dari suatu lokasi dimana ia tidak dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ia miliki dan mendapatkan upah yang sepadan ke lokasi yang lebih baik. Jika output produksi dan output yang diterima tenaga kerja meningkat, output global juga akan meningkat nilainya.
2. Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Peningkatan output global memang bukan satu-satunya faktor peningkatan kesejahteraan sosial, namun peningkatan ini akan menunjukan efek nyata pada kesejahteraan sosial tenaga kerja. Namun ternyata manfaat ini juga memiliki faktor lain yang perlu diperhitungkan. Sistem distribusi pendapatan di lokasi penerima tenaga kerja pastinya akan berubah. Apabila arus distribusinya berubah namun ternyata tenaga kerja dari lokasi yang menerima perpindahan tenaga kerja tidak, aka nada ketimpangan pendapatan antara pekerja lokal dengan pekerja pendatang. Maka dari itu sensitivitas kesejahteraan sosial di lokasi penerima tenaga kerja perlu selalu diawasi.
Peningkatan kesejahteraan sosial juga dapat dikaitkan dengan mereka yang tinggal di lokasi pengirim (asal) tenaga kerja. Dengan banyaknya perpindahan tenaga kerja peluang dan lapangan kerja juga akan terbuka lebih besar, terutama jika keterampilannya sesuai. Selain itu, tenaga kerja yang bermigrasi lalu pulang ke asalnya dapat membawa bekal ilmu dan membuka lapangan kerja baru di daerah asalnya.
3. Hilangnya ketimpangan upah antara lokasi yang berbeda
Keti pangan pendapatan sudah sangat sering terjadi baik dalam internal negara atau bahkan secara internasional. Skal pengaruh sistem FMW terhadap ketimpangan pendapatan tentunya dipengaruhi skala area penerapannya juga. Misaln ya penerapan sistem FMW hanya terjadi dalam negara, maka tidak ada nada batas geografis secara internal negara dalam hal pergerakan tenaga kerja. Jika system diterapkan dalam suatu wilayah misalnya seperti UE, maka system ini dapat menjadi proyek politik dalam Batasan wilayah tertentu. Namun, jika system diterapkan antar negara secara global maka pergerakan pekerja akan terbuka secara global.
Apabila tenaga kerja memilih untuk migrasi hanya berdasarkan faktor upah maka antara lokasi yang mengalami penerimaan dan pengiriman tenaga kerja harus ada upaya penyamaan upah. Dengan kata lain produk marginal akan disamakan antara lokasi tersebut. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan output global. Dengan kondisi ini, semua tenaga kerja akan mendapatkan upah yang sepadan dengan keterampilan kerjanya meski dalam bidang yang berbeda. Kondisi lokasi, seperti ukuran area, mayoritas mata pencaharian, kondisi kota atau desa tidak akan mempengaruhi pendapatan. Artinya ketimpangan antara wilayah desa dan kota yang kita hadapi saat ini mampu diminimalisir.
Sisi Negatif Sistem Free Movement of Workers
Pembahasan akan dilakukan berdasarkan kategori pihak yang menerima pengaruh dari system FMW, yaitu:
1. Individu
Pada dasarnya perpindahan atau pergerakan tenaga kerja merupakan pilihan pribadi untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa system ini hanya untuk mendorong atau memotivasi terjadinya pergerakan tenaga kerja. Maka individu menjadi aktor sekaligus pihak yang menerima dampak paling mendasar atas diberlakukannya system ini.
Salah satu efek dari system ini yang paling mudah diidentifikasi adalah proses adaptasi yang sulit bagi tenaga kerja. Adaptasi yang dimaksud menyakut hal-hal seperti biaya hidup, bahasa (terutama jika system diberlakukan secara global), budaya, kewajiban, dan lingkungan. Artinya, pekerja harus memulai dari awal dalam menata kehidupannya di lokasi baru tersebut kemudian membangun karirnya.
Selain itu faktor-faktor seperti perbedaan sistem Pendidikan, standar hidup, dan sistem sosial secara umum cukup menyulitkan tenaga kerja imigran. Meskipun dalam kasus UE banyak tenaga kerja yang mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap negara tuan rumah, untuk skala global diberlakukan nya sistem ini masih perlu perhitungan lebih lanjut.
Dengan peluang terjadinya kegagalan adaptasi tenaga kerja di negara tuan rumah , system pemulangan pun harus dipersiapkan. Hal tersebut tentunya tidak akan mudah. Sistem operasi arus tenaga kerja akan semakin rumit karena tenaga kerja tidak hanya bergerak satu arah saja, melainkan tercipta beberapa aliran.
2. Negara pengirim (asal) tenaga kerja
Emigrasi besar-besaran atas pemberlakuan sistem ini akan memberikan efek negatif yang signifikan pada negara. Pertumbuhan ekonomi dari negara atau lokasi asal tenaga kerja akan mengalami penurunan. Potensi output yang dimiliki negara akan berkurang karena tenaga kerjanya tidak tersedia. Hal ini terjadi terutama saat adanya perpindahan tenaga kerja yang sangat terampil ke lokasi atau negara yang menawarkan peluang yang lebih baik.
Selain itu, daya saing dalam negara yang mengalami emigrasi besar-besaran akan menurun. Terdapat dua peluang kasus penurunan daya saing yang terjadi. Yang pertama adalah Ketika ada anggota keluarga yang tersisa di negara asal. Anggota keluarga yang tinggal akan menerima pengiriman uang dari tenaga kerja yang dan akan mencegah anggota keluarga tersebut untuk bekerja. Maka pasokan tenaga kerja di negara asal akan semakin berkurang.
Selanjutnya, pengiriman uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara asal. Upah di negara tuan rumah tenaga kerja akan mengalami kenaikan jika diberlakukannya system ini, maka secara signifikan pengiriman uang juga akan semakin meningkat. Kondisi dimana salah satu pihak mengalami kenaikan dan pihak lainnya mengalami penurunan ini menandakan adanya penurunan daya saing di negara asal tenaga kerja.
Bidang fiskal negara asal juga terancam atas adanya emigrasi besar-besaran. Penurunan aktivitas kerja di negara asal juga akan berpengaruh pada penurunan penerimaan pajak. Terlebih lagi jika anggota keluarga yang tinggal di negara asal adalah anggota keluarga yang tidak lagi dalam rentang usia produktif dan anggota keluarga dalam rentang usia Pendidikan yang ditanggung negara. Pengeluaran negara akan meningkat sedangkan pemasukannya berkurang. Penuaan populasi juga berpotensi terjadi jika kondisi tersebut berlangsung lama.
Apa langkah yang paling tepat untuk mendapatkan benefit dari sistem FMW namun menghindari dampak negatifnya?
FMW merupakan suatu sistem, maka mencari solusi atas masalah yang terjadi bukanlah satu-satunya prioritas. Hal penting lain yang perlu ditemukan adalah metode penerapan yang paling efektif, metode yang akan mampu mewujudkan potensi maksimum atas penerapan sistem ini. Jika mengingat pembahasan diatas maka faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah pasar, lingkungan, tenaga kerja, keuangan dan akuntabilitas ekonominya.
Kemudian hal yang dapat dilakukan adalah memastikan target dari pelaksanaan sistem ini. Hal ini tentunya tergantung dari skala pelaksanaannya. Apabila system ini akan dilaksanakan secara global, maka negara-negara harus mampu menentukan target bersama secara internasional. Demikian juga jika penerapan sistem dalam suatu wilayah terbatas.
Lalu langkah terakhir yang dapat ditawarkan adalah memastikan tata pengelolaannya. Tata pengelolaan ini tentu berperan signifikan, terutama jika melibatkan perekonomian global. Organisasi-organisasi perekonomian dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan Organisasi perekonomian global lainnya harus mampu membangun Kerjasama yang kooperatif dan terbuka. Kesenjangan antara pihak-pihak yang terlibat juga perlu diminimalisir untuk memastikan kesejahteraan global tanpa terkecuali.
Referensi
Aninat,E. 2022. Surmounting the Challenges of Globalization. Dinance and Development magazine of IMF. 39(1).
Dustmann, C., dan Preston, I. 2018. Free Movement, Open Borders and the Global gains from Labor Mobility. Centre for Research and Analysis of Migration (CReAM) and Department of Economics, University College London.
Lang, I. G., dan Lang, M. 2020. The Dark Side of Free Movement: When Individuals and Social Interests Clash. S. Mantu, P. Minderhoud and E. Guild (eds.),EU Citizenship and Free Movement: Taking Supranational Citizenship Seriously. 382-409
London School of Economics. 2016. There are Sound Practical Reasons Why Free Movement Should Accompany Free Trade. https://blogs.lse.ac.uk/europpblog/2016/07/14/free-movement-free-trade/. [Diakses pada 18 Maret 2022].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H