Pernahkah pembaca sebagai netizen memikirkan hal yang sama? Apa pendapat pembaca mengenai monopoli media sosial oleh Meta Group ini?
Â
Isu Monopoli dalam K-Pop (Korean Pop)
K-Pop atau Korean Pop merupakan genre music dari Korea Selatan yang sekarang sangat populer, terutama dikalangan kaum muda. Selain menjadi wadah untuk mengekspresikan jiwa seni artis, industry music, termasuk K-Pop juga bertujuan untuk mengumpulkan profit. Bidang-bidang seperti politik dan ekonomi juga mulai dipengaruhi keberadaan dna pengaruh yang dimiliki K-Pop. Dengan kondisi sekarang dimana K-Pop sangat influential dan profitable perusahaan-perusahaan music di Korea Selatan mengalami persaingan ketat dengan satu sama lain.
Salah satu persaingan yang paling disoroti adalah persaingan antara empat perusahaan terbesar dalam industri musik Korea Selatan. Empat perusahaan ini adalah SM Entertainment, JYP Entertainment, YG Entertainment, dan HYBE Labels . Namun isu yang dimaksud dalam tulisan ini terjadi di antara SM Entertainment dan HYBE Labels.
Ketegangan di antara keduanya diakibatkan usaha dari HYBE Group untuk "mengambil alih" SM Entertainment. Hal tersebut ternyata disebabkan oleh HYBE yang berhasil menjadi pemilik saham terbesar di SM Entertainment. Sebesar 14.8% Saham SM Entertainment sudah dimiliki oleh HYBE Labels .
Sebagai salah satu penikmat music, penulis awalnya tidak tau menau tentang isu ini. Namun, sepertinya situasi yang semakin memanas di antara dua perusahaan music Korea Selatan ini menyita perhatian internasional. Hal ini menunjukan bahwa K-Pop kini menjadi salah satu pusat perhatian dunia, dan potensi digunakannya K-Pop untuk mendukung bidang-bidang kehidupan lain sudah dipertimbangkan berbagai pihak.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa peristiwa seperti BTS (Group Musik) yang menjadi utusan khusus Korea Selatan dalam sidang ke-76 PBB. Selain itu group seperti BLACKPINK ditunjuk langsung oleh PBB sebagai duta SDGs di 2021. Kemudian ada juga group AESPA yang diundang khusus oleh PBB untuk berbicara tentang SDGs dan metaverse di tahun 2022.
Bukan hanya dibidang politik, K-Pop kini mengembangkan sayapnya ke bidang ekonomi terutama tahap promosi. Pengaruh dan ketenaran yang dimiliki seorang artis K-Pop dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan produknya. Promosi sebuah produk memang selalu mengandalkan pengaruh yang dimiliki promotornya, namun dalam kasus ini, pengaruh K-Pop sangat mendominasi. Tidak hanya perusahaan dari Korea Selatan saja yang menggunakan Idol K-Pop sebagai strategi promosi produknya. Perusahaan dalam negeri seperti dari Indonesia sudah sangat sering melibatkan Idol K-Pop dalam promosinya. Mulai dari produk kecantikan, aplikasi belanja online, aplikasi penyedia jasa transportasi, produk makanan, dan bahkan penyedia jasa keuangan.
Bagi peminat music K-Pop mungkin sudah tidak asing lagi jika seorang idol K-Pop mempromosikan suatu produk, produk tersebut segera terjual habis dan sulit ditemukan di pasar. Bahkan ada kejadian dimana produk yang hanya digunakan oleh artis K-Pop atau Idol terjual habis tanpa promosi secara resmi atau kerjasama resmi diantara kedua pihak. Beberapa contoh peristiwa terjual habisnya suatu produk karena pengaruh seorang idol adalah yang terjadi pada idol asal dua perusahaan yang sedang dibahas yaitu SM dan HYBE. Dengan pengaruh yang demikian kuat, penulis menjadi tertarik untuk mencari tahu mengenai isu diantara dua perusahaan besar ini.