Mohon tunggu...
Hanom eken Hanom
Hanom eken Hanom Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

FOOTBAL, MAHASISWA, KRITIK TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dan Pentingnya Peranan Perempuan dalam Pemerintahaan, Partai Politik dalam Pemilu

19 Oktober 2024   00:31 Diperbarui: 19 Oktober 2024   01:46 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan diharuskan siap memainkan peran ganda, sebagai ibu dan perempuan bekerja. Sedangkan politik adalah tempat yang cocok bagi laki-laki karena penuh dengan intrik-intrik berbahaya, terlihat macho, penuh manuver serta identik dengan uang dan kekuasaan (Wahyudi 2018). 

Pemilu 2019 mencatat sejarah baru yakni meningkatnya jumlah keterpilihan perempuan di DPR RI sekaligus menjadi yang tertinggi dalam sejarah parlemen di Indonesia. 

Melalui kebijakan affirmasi yang di tuangkan di UU pemilu, partai politik di dorong untuk mencalonkan sedikitnya 30% perempuan dalam pencalegan, baik di DPR RI maupun DPRD. 

Kebijakan itu di perkait dengan masuknya sistem zipper, yakni keharusan satu caleg perempuan dalam setiap 3 caleg. Dengan sistem ini sudah pasti mewajibkan para perempuan secara aturan akan masuk dalam parlemen karena sistem pemilunya sudah membantu para perempuan untuk dapat berkompetensi dengan para lelaki (Umagapi 2020). 

Keterwakilan perempuan di bidang politik dalam pemilu 2019 ini contohnya Dina Afridha merupakan calon legislatif perempuan dengan nomor urut 7 dari 13 caleg yang maju dari Partai Aceh dapil 1 Aceh Barat Daya ini menjadi satu-satunya yang berhasil mendapatkan kursi di pemilihan legislatif Aceh Barat Daya 2019 lalu, dengan perolehan suara 520 dari 2495 suara Partai Aceh di dapil 1 Aceh Barat Daya, gadis kelahiran desa keude paya, kecamatan Blangpidie Abdya pada 01 Januari 1995 ini menjadi anggota legislatif termuda dalam usia 24 tahun, beliau menyelesaikan studi akademiknya di universitas uin ar-raniry pada tahun 2017 dan mengabdi disalah satu madrasah tsanawiyah yang ada di aceh barat daya sebagai guru honorer(Parawansa 2002)." Perempuan berhak dan berpotensi memberikan kontribusi nyata di dalam politik.

 Namun demikian, tetap saja fenomena makin banyaknya sosok perempuan dalam kontestasi politik di daerah-daerah masih menjadi pro dan kontra sehingga keterlibatan perempuan masih mengundang diskusi, perbebatan, dan tak jarang masih menyisakan keraguan (Widiyaningrum 2020). 

Metode penelitian ini adalah suatu metode yang menggunakan prinsip-prinsip kualitatif untuk membantu perempuan dalam membangun kekuatan dan kepemimpinan. Metode ini berfokus pada pengalaman dan kepemimpinan perempuan di dalam lingkungan yang mereka bangun. Dalam hal ini, metode ini menggunakan peranan yang aktif dan berpengaruh bagi para pengamat dalam proses penelitian. 

Penelitian ini cukup relevan karena dapat membantu mengubah paradigma pendekatan dalam penelitian.

Menggunakan prinsip-prinsip kualitatif, metode ini menggambarkan pengalaman perempuan yang seringkali diabaikan atau tidak diperhatikan dalam penelitian. Dengan menggunakan metode ini, dapat meningkatkan pemahaman tentang perempuan dan mengubah pendekatan dalam penelitian. Selain itu, metode ini juga membantu mengubah lingkungan dan menggambarkan pengalaman perempuan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun