Mohon tunggu...
Hanny Syafitri Gunawan
Hanny Syafitri Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengasah Kecerdasan Emosi Anak Pra-Sekolah dengan Flashcard dan Read Aloud

24 Desember 2024   11:40 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:43 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangerang – Anak-anak usia dini sering disebut berada dalam masa emas atau golden age, sebuah periode krusial untuk tumbuh kembang mereka. Di usia ini, emosi, bahasa, sosial, dan intelegensi berkembang pesat. Namun, kemampuan anak untuk mengenali dan mengelola emosi seringkali masih minim. Hal ini dapat berdampak negatif pada perilaku mereka di masa depan.

Bintari Preschool, Tangerang, menjadi lokasi pelaksanaan sebuah program unik yang bertujuan meningkatkan kemampuan regulasi emosi pada anak-anak pra-sekolah. Program ini menggunakan dua metode sederhana namun efektif, yaitu read aloud (membaca nyaring) dan flashcard emosi. Pada program ini anak-anak akan belajar terkait dengan mengenal dan menyampaikan emosi. 


Kegiatan ini melibatkan 11 anak berusia 3-4 tahun, dengan metode yang menggabungkan cerita interaktif dan permainan kartu. Dalam sesi read aloud, cerita dibacakan dengan nada suara yang menyesuaikan emosi karakter. Anak-anak diajak untuk mengenali ekspresi wajah, nada bicara, dan gerakan tubuh yang menunjukkan perasaan seperti bahagia, sedih, marah, atau terkejut. Melalui media flashcard, anak-anak belajar memberi nama pada emosi yang mereka rasakan. Mereka bahkan mendiskusikan skenario sederhana yang memunculkan perasaan tertentu. Kegiatan ini juga diisi dengan permainan memilih gambar dan mendemonstrasikan ekspresi emosi favorit mereka.


Program ini berhasil meningkatkan pemahaman anak-anak tentang emosi. Sebelum program dimulai, banyak anak kesulitan mengenali emosi dari gambar situasi tertentu. Namun, setelah mengikuti sesi cerita dan diskusi, anak-anak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mereka mampu melabeli emosi dengan benar dan menjelaskan alasan di balik munculnya perasaan tersebut. Guru-guru di Bintari Preschool juga mencatat perubahan positif selama program. Anak-anak terlihat antusias mengikuti cerita dan tertarik dengan gambar-gambar di flashcard. “Ini sangat membantu anak-anak untuk belajar mengelola emosi mereka,” ujar salah satu guru.


Metode seperti read aloud dan penggunaan flashcard dianggap ideal untuk anak usia dini, yang berada pada tahap perkembangan pra-operasional. Pada usia ini, anak-anak cenderung belajar melalui simbol dan visual. Kombinasi cerita interaktif dan media visual menjadi cara menyenangkan sekaligus efektif untuk mengasah regulasi emosi.

Program ini diharapkan menjadi inspirasi untuk metode pendidikan lainnya, khususnya dalam membantu anak-anak lebih siap menghadapi tantangan emosional di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun