Pemilu Amerika 2020 membuka banyak tabir pertempuran global. Â Dengan sedikit usaha dan kejelian, kita akan mampu melihat bagaima global politik bergerak. Â Dari semua isu yang ada, satu hal yang menonjol di pusaran polemik adalah peran Media yang demikan besar untuk menjatuhkan Trump dari posisinya. Â Saat ini (11/11), posisi politik Joe Biden adalah presiden terpilih oleh Media Outlet (outlet news), belum resmi, alias belum secara legal diakui hukum di Amerika. Â Ini fakta, bukan opini.
Fakta sesederhana ini ternyata luput dari Jokowi, sehingga dengan tergopoh-gopoh, Jokowi ikut menyelamati Joe Biden. Entah siapa pembisiknya, atau memang itu kemauan Jokowi sendiri, tapi kesalahan menlu Retno cukup besar soal ini.
Karena, tidak pada tempatnya secara politis Indonesia ikut menjadi cheerleader polemik politik negara lain. Apalagi negara sebesar Amerika yang pengaruhnya sangat besar.  Apakah tidak bisa menunggu dulu, sehingga semua settled secara legal?  What's going on Mr. President?
Ternyata pengaruh outlet-outlet raksasa seperti CNN, ABC,NBC, dan semua dalam AP (Associated Press) dan jaring-jaring laba-labanya tidak ada satupun yang memberi celah kepada Trump. Â Sedikit pun.
Sebuah perang media yang berat sebelah, twitter yang diandalkan Trump sebagai channel satu-satunya sudah memblok beberapa twitnya. Â Tidak terbayangkan itu terjadi di Jokowi, bagaimana Twitter memblok twit seorang presiden Amerika? Amazing.
Kekuatan media formal dan sosial media Amerika yang mengglobal dan menggurita sudah diatas negara itu sendiri. Â Ini haruslah dicermati lebih jauh.Â
Karena artinya para pemodal kepentingan politik ada dibelakang semua raksasa media Amerika itu, dan berhaluan globalist kiri. Â
Sebagai bukti terbaru, jubir resmi Gedung Putih Kayleigh McEnany ketika sedang memberikan pernyataan formal dipotong Fox News. Fox News yang selama ini lebih ke Trump, ditikungkan terakahir berbelok, dan bergabung dengan oligarki outlet yang lain.
Fox News has cut away from a briefing held by the White House press secretary, Kayleigh McEnany, during which she repeated Donald Trump's refusal to accept defeat in the presidential election and doubled down on allegations of voter fraud, for which there is scant if any evidence...McEnany said Republicans want "every legal vote to be counted, and every illegal vote to be discarded"Â (Sumber)
Propaganda Media dari pihak kiri, ternyata dengan mulus masuk ke Indonesia.  Mengejutkan sekali. Hampir semua mainstream media di Indonesia juga kompak meng-fait accompli kemenangan Biden sebagai kemenangan yang sudah legal dan resmi. Â
Dengan beloknya Fox News yang dibelakanngya adalah Rupert Murdock, taipan media Amereka, maka saat ini Trump hanya bergantung dengan edia-media alternatif, dan akun-akun pribadi para pendukungnya, seperti Rudi Giulani.
Pertempuran masih berlanjut, tapi bagi saya, apapun hasilnya, yang jelas adalah kita sudah bisa dibukakan mata, bahwa MEDIA TIDAK BISA DIPERCAYA 100% LAGI.
Ini waktunya, para penulis warga apapun platformnya mulai membangun jaringan independen yang bebas kepentingan kapital, tapi justru lebih ideologis dan memang nilai-nilai. Â ehingga dengan gampang kita bisa melihat sudut pandang.
Tapi itu mimpi yang masih jauh, sekarang nikmati dulu "sedikit kebohongan" disana-sini, karena ternyata penikmatnya juga banyak. Â Duh. Gitu dulu.
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H