Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Reshuffle, Pembersihan Lawan Politik Jokowi

27 Juli 2016   17:11 Diperbarui: 29 Juli 2016   00:00 3455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reshuffle jilid ke-2 akhirnya diumumkan Jokowi. Tiga nama menjadi sorotan, SMI (Sri Mulyani), Anies Baswedan, dan Jonan. Yang pertama karena masuk kabinet kembali, yang kedua karena menteri non partai yang cukup disukai rakyat dan ikut terpental. Tapi begitulah kehidupan, ada yang datang dan ada yang pergi, yang penting adalah apakah kita sedang menuju destiny / tujuan akhir.

Apa yang bisa dibaca dari langkah Jokowi ini? Jokowi semakin percaya diri.  Itu yang terlihat dari semua drama politik ini. Dengan kekuatan kepolisian dan TNI ditangan, serta kepercayaan rakyat juga pasar semakin tinggi, Jokowi semakin berani. Hal ini tentu menepis keraguan soal keberanian dan kelihaian Jokowi. Jokowi sedang ada dipuncak kejayaannya. 

Ketika kita sudah sampai kepuncak, pilihannya tinggal 2, kita menuju ke puncak lebih tinggi, atau kita akan turun. Jokowi pun demikian. Tingkat dukungan sosial, politik, bahkan ekonomi pasar yang sangat tinggi hampir sama dengan ketika SBY memulai jadi presiden di 2004. Jadi Jokowi memiliki semua kemungkinan untuk berhasil, atau dia akan terhempas karena kepercayaan diri yang terlalu tinggi.

Faksi-faksi yang "menentang" jalan Jokowi dalam reshuffle ke-2 ini sepenuhnya dibungkam dengan cukup keras.

Yang pertama, masuknya Wiranto kembali menjadi Menkopolkam adalah jalan untuk mengamankan faksi Prabowo dan para haters gagal move on. Sebagai orang dari masa lalu, Wiranto punya tugas menjadi benteng Jokowi menghadapi tusukan-tusukan belakang. 

Yang kedua, masuknya SMI jelas-jelas adalah sebuah langkah membungkam SBY, sang mantan yang sering berkicau. Satu tamparan dimuka yang luar biasa. SMI yang terbuang, kembali dengan kekuatan internasional dan menjadi jendral keuangan Jokowi.

Yang ketiga, masuknya  Airlangga Hartarto dari Golkar, dan Asman Abnur dari Pan memperlihatkan Jokowi sedang memperkuat posisi politik "melawan PDI-P" 

Yang keempat,  Sudirman Said yang dipercaya "orangnya JK" ikut tersingkir. Sementara Setyo Novanto, lawan politiknya justru melesat masuk ke pemerintahan melalui jalur Golkar dan kementerian. Ini memperlihatkan bahwa pembersihan "faksi JK" juga sedang terjadi.

Yang kelima, si Rajawali Ngepet, Rizal Ramli yang ikut terhempas digantikan Luhut, mungkin tidak terlalu banyak berbau politis.  Tetapi ketika kasus dengan Ahok di reklamasi, terlihat RR sedang berusaha mencari panggung politik yang melawan arus Jokowi.

Yang keenam, dilepaskannya Anies Baswedan dengan Muhadjir Effendy terlihat bahwa Jokowi sedang merangkul Muhammadiah. Dukungan Muhammadiah sangat dibutuhkan Jokowi yang sangat dekat dengan Santri. Dengan memegang NU dan Muhammadiah maka isu-isu "Babi Panggang Karo" dan "radikalisme" akan dapat dibungkam

Dari keenam sudut pandang diatas, dapat disimpulkan bahwa Jokowi sedang membuat jalan baru. Faksi Prabowo, JK, PDI-P, SBY, sampai ke Faksi Non-Partisan  yang dianggap "menghalangi"  disingkirkan, dengan meminjam kekuatan lawan politik masing-masing. Ini yang akan membuat Jokowi dikenang bukan hanya sebagai negarawan, tapi seorang politikus handal.  

Apakah jalan baru yang dibuat Jokowi ini akan membawa kepada tujuan yaitu Indonesia Baru? Ini adalah pertanyaan dan tugas kita semua untuk terus mengawal Jokowi. Dengan permainan yang sudah dinaikkan dilevel ini, Jokowi tetap "koppig" untuk memenangkan pasar. SMI, Damrin, dan Bambang adalah tim yang cukup kuat untuk menarik uang besar-besaran ke Indonesia. Semua yang menghalangi infrastruktur akan terpelanting. 

Disisi jeleknya, Jokowi bisa terkhamiri dengan orang-orang partai baru yang masuk dan akhirnya akan membuat repot dirinya sendiri. Disini waktu yang akan membuktikan, dapatkah Jokowi menjinakkan kuda-kuda liar ini, atau justru mereka akan menjadi kuda trojan.

Pelajaran reshuffle jilid 2 ini juga menyisakan cerita yang sangat dinantikan, kemanakah Ahok akan berpihak?  Partai atau Independen? Apabila melewati jalur partai, sudah siapkah Ahok untuk merubah gayanya dan menjadi lebih Jokowi? Ataukah dia tetap di jalur independen dan tetap bergaya Ahok yang lugas dan tidak begitu berpolitik seperti Jokowi? Sebuah pilihan yang berat, tapi Ahok harus memilih, seperti Jokowi sudah memilih.

Salam #IndonesiaBaru

Pendekar Solo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun