Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demi Menjegal Ahok, Penderita Kanker Dikorbankan

11 Mei 2016   23:56 Diperbarui: 13 Mei 2016   14:06 8412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2000, mami saya tercinta, Rossetti Ging, meninggal karena kanker pankreas. Sejenis kanker yang sangat ganas sama dengan yang diderita alm. Steve Job. Beberapa tahun yang lalu, papa angkat saya seorang keturunan Itali, Salvatore Chisari, di Boston tiba-tiba terkena kanker yang lebih ganas lagi, dan dalam waktu cepat dia pun meninggal dunia. I hate cancer!

Bagi pembaca yang pernah mengalami atau ada anggota keluarga yang pernah atau sedang berjuang dengan kanker mengerti betapa jahatnya penyakit itu. Sebab itu, saya sangat kagum dan salut dengan seorang teman yang tekun meneliti penyakit kanker, dan terakhir mendapat kabar dia berhasil menemukan "sesuatu" yang bisa dikembangkan menjadi obat kanker.

Prof. Dr. You Pin Lim adalah nama lengkapnya. Seorang yang sangat rendah hati, kelahiran Cirebon, berdarah Cina, mampu mengharumkan nama Indonesia melalui risetnya. Sungguh seorang teman yang sangat ramah dan bikin kangen.  Semoga artikel ini sampai kepadanya sebagi obat kangen dari pendekar Solo.

http://kritik-bangsa.blogspot.co.id/2012/08/mengapa-para-ilmuan-indonesia-lebih.html
http://kritik-bangsa.blogspot.co.id/2012/08/mengapa-para-ilmuan-indonesia-lebih.html
***

Sementara itu, menjadi kecut hati ketika mengikuti kasus RS. Sumber Waras yang hendak dikembangkan menjadi RS untuk para penderita kanker yang kurang mampu, tapi ternyata harus tertunda karena kepentingan politik menjegal Ahok.

Fakta bahwa RS. Dharmais yang ada sudah tidak mampu menampung lagi para penderita kanker dan harus menunggu 2-3 bulan (baca: Jika DKI Punya RS Kanker...) tidak mampu membuka mata hati para lawan Ahok ini. 

“Asal bukan Ahok, apapun dilakukan, siapapun bisa dikorbankan” begitu kira-kira menifesto politik para lawan Ahok ini kalau dirumuskan sederhana.  Dan untuk kasus RS. Sumber Waras, para penderita kanker adalah korbannya. Bagi saya hanya satu kata yang sanggup melukiskan. Kejam!

***

Entah apa yang dipikirkan, entah kepercayaan apa yang dipegang, entah pengalaman pahit apa yang dialami dimasa kecil sehingga menimbulkan kebencian yang luar biasa dan termanifestasi diperilaku politik yang sangat jauh dari kata bermoral, tapi yang jelas sebuah metanoia (perubahan pikiran secara radikal) harus terjadi.

Kepentingan para pasien kanker ini harus didahulukan.  Soal reklamasi, penggusuran kepentingan orang kecil dipakai alasan, mengapa kepentingan para pasien kanker di soal RS. Sumber Waras disinggung pun tidak?  Jelas sebuah permainan politik yang tak bermoral sedang terjadi.

Lemah Teles, Gusti Allah Sing Mbales.  Apakah parikan jawa ini yang akan terjadi?  Hanya Tuhan yang tahu.  Yang saya harapkan dari para lawan Ahok hanya satu, kunjungi para penderita kanker, terutama yang anak-anak dan berfotolah dengan mereka, karena mungkin besok mereka tidak ada lagi.  Mereka dying, mengerti ga sih lu?

Pendekar Solo

Referensi:

http://www.providencejournal.com/article/20160124/NEWS/301249999

https://m.tempo.co/read/news/2016/04/17/064763452/kasus-sumber-waras-pukat-ugm-lokasi-tinggal-lihat-njop

https://news.detik.com/berita/3207750/ingin-bangun-rs-kanker-ahok-harap-kasus-sumber-waras-cepat-selesai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun