Seperti menemukan habitat, itulah yang saya rasakan. Kami bermimpi bersama sebuah Indonesia yang lebih baik. Dari doa, diskusi sampai larut, sampai membuat program-program yang mungkin bisa dikerjakan untuk Indonesia, kami coba lakukan. Dan semuanya tanpa bayaran. Intinya, kami cinta Indonesia. Kami pun mau iuran untuk bangsa ini!
Dari kelompok inilah saya mendengar nama Sunny Tanuwidjaja, atau mungkin saya pernah ketemu tapi sama-sama lupa (setelah saya coba ingat-ingat). Entahlah, yang jelas, itulah salah satu sumber kegelisahan dan kemarahan. Karena seorang Sunny adalah seorang yang berani melompat di dunia yang “dilarang orang tua”, sementara seperti saya ini “baru berani” nulis di medsos. Dan belum banyak melakukan untuk Indonesia.
***
Isu reklamasi mungkin adalah isu terakhir yang bisa dipakai untuk menggoyang Ahok. Setelah ini lewat, hampir tidak ada waktu lagi mencari-cari kasus dan membangun opini untuk Pilkada 2017 di bulan Februari. Praktis tinggal 10 bulan lagi. Time is ticking. Jadi tidak heran kalau segala daya upaya akan dipakai untuk memastikan Ahok gagal.
Bola sudah bergulir, kita sama-sama menunggu apa langkah KPK selanjutnya. Bagian kita adalah mengawal supaya semua kebenaran terungkap dan kebohongan dipatahkan. Ini waktunya menyalakan lilin-lilin kebenaran sehingga kegelapan pun akan terpinggirkan.
Salam Indonesia Baru!
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H