Dengan keterbukaan yang ada, baik atau jelek kita rakyat harus menerima apa adanya. Yang diminta cuma satu, jangan bohong. Jangan bikin artikel bohong, jangan bikin status bohong, jangan bikin meme-meme bohong, jangan jadi pembohong. Selama itu kebenaran, sepahit apa pun realitas Indonesia MERDEKA.
Ketika Amien Rais menggalang kekuatan untuk menjatuhkan Gus Dur, dibuatlah skenario bulog-gate yang pada akhirnya mampu menjatuhkan “orang baik”. Gus Dur yang sudah resmi disebut pahlawan Indonesia, tapi dijatuhkan karena rekayasa politik. Sebuah kebohongan yang akhirnya dikalahkan oleh kebenaran. Itulah keadilan.
***
Jokowi diprediksi akan jatuh 2016, tapi ternyata Setyo Novanto, Fahri Hamzah, dan Sanusi yang jatuh. Sekarang Ahok hendak coba digoyang. Tapi Ahok sendiri sudah sering bilang, “Jangankan dipanggil KPK, dipanggil Tuhan pun siap.”
Jadi, sebenarnya tinggal panggil saja Ahok kalau KPK memang merasa perlu. Ahok justru akan dengan senang hati menceritakan semua secara terbuka. Dan baik pendukung maupun bukan pendukung, nikmati saja pertunjukannya.
Sejak awal kemunculan Ahok di Jakarta Baru, saya belum mendukung ketika pertama kali dia mencoba jalur independen. Pertimbangan saya, Ahok adalah OBAT KERAS Indonesia. Dosis tinggi. Indonesia belum siap menerima Ahok. Tapi, ketika dia dan Jokowi berpartner di Jakarta Baru. That’s it!
Seluruh jaringan, dan apa yang bisa saya kerjakan saya gunakan untuk mendukung Jakarta Baru. Komposisi keduanya tepat untuk melakukan perubahan sekaligus menjaga stabilitas. Dan terbukti. Setelah 4 tahun, Indonesia Baru semakin nampak dan terlihat. Pemimpin-pemimpin baru mulai bermunculan, nilai-nilai baru mulai menjadi standar. Sebuah revolusi budaya tanpa darah sedang terjadi. Inilah yang harus disyukuri. Indonesia Baru.
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H