Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gara-gara Ahok, Menjadi Petugas Partai Berubah Menjadi Kebanggaan

21 Maret 2016   22:02 Diperbarui: 21 Maret 2016   22:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="images.harianjogja.com"][/caption]Belum lupa dari ingatan kita semua ketika Jokowi di-bullysebagai petugas partai karena pidato ibu Mega. Meme-meme yang melecehkan Jokowi sebagai petugas partai menjadi santapan para haters. Isu petugas partai semakin meruncing karena oknum-oknum partai yang membuat statement-statement yang melawan Jokowi.  Klop sudah isu yang digoreng, Jokowi adalah petugas partai, dan presiden boneka.

Namun gara-gara Ahok yang memutuskan untuk mengikuti para relawan di Pilkada 2017 melalui jalur independen, tiba-tiba isu petugas partai menjadi terbalik.  Para bacagub (bakal calon gubernur) begitu bangganya mengatakan sudah di dukung partai A, B, C, dan seterusnya. Lawan-lawan Ahok pun menyerang dengan tanpa malu menjilat ludah sendiri, jalur independen itu tidak demokratis, lebih baik lewat partai alias jadi saja petugas partai.  

***

Bagi para pendukung politik yang obyektif, entah itu pro atau kontra seorang tokoh, fenomena-fenomena kasus isu politik yang sejenis petugas partai ini digolongkan sebagai kampanye negatif bahkan sampai kampanye hitam.  Jenis kampanye yang diperkenalkan dengan sukses oleh kubu Prabowo di Pilpres 2014. Dan sayangnya menjadi trend di Indonesia sekarang ini.

Jenis kampanye yang muncul karena kurangnya prestasi calon yang diusung. Jadi apapun yang bisa dipakai untuk menghantam lawan politik dipakai.  Dan ini sangat disayangkan bagi WNI-WNI yang sungguh-sungguh mencari calon-calon pemimpin yang terbaik.

***

Sebagai pendukung Jokowi-Ahok (dan Anies Baswedan) saya memiliki kepentingan untuk terus mengawal mereka bertiga untuk tetap amanah dan menjalankan tugas-tugas negara.  Dan salah satu cara supaya mereka tetap bisa lurus adalah mereka membutuh kan lawan politik yang sebanding.

Anies sering mengatakan lawan politik bukanlah musuh. Sebagai misal, seperti dalam badminton, lawan bermain menjadi penting supaya permainan bisa terjadi dengan baik.

Dalam konteks tersebut, Ahok membutuhkan lawan politik yang sepadan supaya dia bisa memberikan yang lebih baik.  Tapi melihat calon-calon lawan yang disajikan, dan bagaiman desperate-nya para pendukung anti-ahok menyerang, Ahok justru akan melenggang tanpa lawan. Dan sebagai pendukung NKRI (bukan hanya mendukung Ahok), saya harus mengatakan hal ini tidak baik untuk demokrasi.  

***

Jokowi-Ahok telah memilih untuk menjadi petugas rakyat. Baik lewat partai atau lewat independen, dan selama mereka memberikan yang terbaik untuk rakyat, itulah tujuan akhir dari demokrasi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun