Di penghujung 2015, lagi-lagi Jokowi membuat sesuatu yang di luar kebiasaan. Â Alih-alih sekedar mengerjakan GBHN (Garis Besar Haluan Negara)Â yang normatif, Jokowi mendorong masyarakat untuk bermimpi bersama. Â Secara profetis, Jokowi sedang digging the gold atau menggali emas yang ada di masyarakat. Â
Melalui gerakan unik "kapsul waktu Impian Indonesia" yang dikoordinir Jay Wijayanto dan Nick Nurrachman, sejak dicanangkannya gagasan unik ini di awal 2015, hari ini 30 Desember 2015 Jokowi 'merumuskan' 7 Impian Indonesia dalam 70 tahun kedepan.
7 impian, untuk 70 tahun yang akan datang. Â Bagi saya pribadi adalah sebuah konfirmasi apa yang harus saya kerjakan sebagai 'warga biasa' untuk membangun Indonesia Baru. Â Penetapan 70 tahun kedepan, bukan 5 atau 10 tahun memperlihatkan Jokowi tidak melihat ini adalah mimpi dia semata, demi jabatan 1 atau bahkan 2 periode. Â Ini mimpi-mimpi yang SEMUA PRESIDEN setelah Jokowi akan selalu dibawa ke "Monumen Kapsul waktu : Impian Indonesia" dengan mahkota "Benih Impian Indonesia" (Sumber).
Â
***
Mimpi #1 Berpusat kepada SUMBER DAYA MANUSIA. Â Developing People seharungnya menjadi tujun utama dalam bisnis dan gerakan sosial, bukan profit atau programnya, tapi orangnya. Â Compassion atau belas kasihan harusnya menjadi motor penggerak (driving force) dalam kita bergerak di masyarakat. Â Lihat artikel : Tiga Tokoh Inspiratif Dari Solo
Mimpi #2 Berpusat kepada BHINNEKA TUNGGAL IKA.  Agama harus menjadi pendorong revolusi mental di ruang publik, bukan sebagai pusat perbedaan dan anarkis.  Tokoh-tokoh agama harusnya menjadi penggerak dari pluralisme dengan terus melakukan dialog, dan kerja nyata di ruang-ruang publik.  Studi kasus : bersama kiai Haji Dian Nafi dalam dialog agama pluralisme.
doc.pri
Mimpi #3 Berpusat kepada EPICENTRUM. Â Bukan menjadi pengekor, tapi ORISINIL sebagai bangsa Indonesia akan menjadikan Indonesia mejadi pusat gravitasi. Â Mulai dari kajian budaya, best practices dari semua lini masyarakat, sampai homecoming call (panggilan pulang) untuk orang-orang terbaik Indonesia di luar negeri harus dilakukan. Â Pusat peradaban.