Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi yang Digoyang, Setyo yang Jatuh

16 Desember 2015   21:49 Diperbarui: 16 Desember 2015   22:11 7574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tribunnews.com

Sejak Jokowi naik menjadi RI-1 rongrongan untuk Jokowi turun sebelum waktunya terus dilakukan 'oposisi'.  Black campaign masih terus dilakukan bahkan sampai detik ini.  Tapi, malam ini 16 Desember 2015 telah menjadi sejarah baru.  Setyo Novanto, panglima perang yang dipasang KMP sejak manuver UU MKD3 dibuat, mengundurkan diri dari kursi pemimpin DPR RI 2014-2019. Terjerat kasus Freeport, Setyo tidak mampu lagi mempertahankan posisi. KMP pun harus berfikir keras bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan ini.

Bahkan Ruhut Sitompul di Mata Najwa malam in jam 21.20 mengatakan bahwa tidak cukup Setyo (Golkar), Fadli Zon (Gerindra) dan Fahri Hamzah (PKS) harus ikut mengundurkan diri.  Dan pernyataan itu ditimpali Akbar Faisal (Nasdem) yang dinonaktifkan dari MKD disaat-saat terakhir oleh Fahri Hamzah, cs (ditanda tangai FH) yang mengatakan bahwa Faisal sudah siap melaporkan secara resmi Fahri Hamzah ke MKD.  Akankah Fahri, bahkan Fadli menyusul?  Rakyat menanti, atau mungkin lebih tepatnya rakyat berharap.  

Ketika kelima pemimpin DPR membuat lelucon asap dengan bermasker di gedung DPR, saat itu sudah bisa diprediksi bahwa tinggal tunggu waktu mereka akan jatuh.  Blunder dengan Donald Trump juga semakin memperkuat ketidaknyamanan rakyat terhadap pemimpin DPR. Setyo, Fahri, dan Fadli telah membawa DPR ketitik yang paling rendah setelah era reformasi.  Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Ketika eksekutif tidak bisa diajak bermain mata dengan legeslatif, disaat itulah legislatif akan 'kekeringan'.  Tidak mengherankan, teriakan-teriakan untuk membuat gaduh terus dibuat.  Teriakan untuk mengelola uang sendiri pun juga dikemukakan tanpa malu lagi. Ketika teriakan-teriakan itu tidak digubris, semakin menggilalah mereka dan akhirnya terpeleset di Freeport Gate.

Dengan kata lain, kali ini saya harus setuju bahwa 'Ini Salah Jokowi'.  Kalau saja Jokowi mau diajak main, mungkin semuanya akan tenang-tenang saja.  Tapi ke-Koppig-an Jokowilah yang menyebankan semuaanya ini.  Rakyat harus terus berdoa dan mengawal Jokowi, karena peperangan belum selesai.  Pasti akan ada serangan balasan.  Selama Jokowi tetap 'koppig' dan 'ora sudi' terhadap rente-rente.  Saya yakin bukan hanya rakyat yang bela, Tuhan sendiri pun membela.  Dimana ada kebenaran, disitulah Tuhan membela.

Perkataan Nabi Yusuf berikut mungkin tepat menggambarkan apa yang sedang terjadi:

Kamu telah Mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah Mereka-rekakannya untuk Kebaikan

Wallauhalam.  

 

Pendekar Solo

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun