Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesamaan Kasus Donald Trump & Setyo Novanto

8 Desember 2015   21:48 Diperbarui: 8 Desember 2015   21:48 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum dingin isu Setyo Novanto menyambangi pemodal politik Donald Trump (DT) di US, Setyo Novanto (SN) lagi-lagi menggegerkan Indonesia dengan 'rekaman saktinya'.  Kali ini Setyo didampingi pemodal politik lainnya, Reza atau Riza Chalid (RC). Bagaikan memiliki dunia paralel, kolega SN sang raja properti DT juga bikin 'ulah' di US dengan menyatakan akan menutup total kaum Muslim migrasi US apabila dia jadi presiden US (dalam konteks kampanye). Klop sudah duet DT & SN ini.  Mereka memang seakan-akan identik dengan kegaduhan.  Pasangan ajaib.

Langkah DT yang super rasis ini memang langsung memicu reaksi.  Di US sendiri, juga di Indonesia.  Di Indonesia, langkah DT ini jelas semakin membuat 'saham SN' semakin jeblok dan nyaris menjadi nol.  Mungkin kalau dipasar saham sudah harus distop perdagangannya karena dropnya terlalu drastis.  Tapi SN adalah orang terkuat di Indonesia, seperti kata DT.  Dia tidak akan mati dengan gampang. Minimal dia akan ajak mati bersama pihak yang memusuhi.  Sangar. 

Langkah DT ini tidak akan begitu dimengerti pengamat dalam negeri, terutama yang mungkin tidak melihat dari sudut pandang agama kristen, karena peta sosial agama di US  sangat berbeda dibanding Indonesia, bahkan dibanding US 10 tahun yang lalu.  Di bawah Obama, US sudah menjelma menjadi negara sekuler terbesar di abad modern.  Boleh dikatakan, US tidak lagi percaya adanya Tuhan.  Dan agama Kristen yang konservatif sudah menjadi 'minoritas' di rumah sendiri. Sebab itu aniaya terhadap kelompok konservatif mulai terasa di semua negara bagian. Menyedihkan.

Dalam kondisi tersebut, DT yang adalah murni 'pedagang politik' melihat bahwa bisa menggunakan isu agama untuk meraup suara dalam pemilihan.  Disatu sisi mencoba menarik kristen konservatif yang tidak setuju same-sex marriage, dilain pihak mencoba menarik juga kristen fanatik yang terlanjur 'takut Islam'.  Dan terlihat cukup efektif, karena propaganda tragedi 9-11 dan yang terbaru tragedi Paris sangat mudah dipolitisasi oleh orang-orang berduit semacam DT.  Disinilah kesamaan kasus DT dan SN.  Bukan soal nasionalisme, agama, atau kepentingan partai. Mereka ini simply PEDAGANG, minimal pedagang yang masuk politik.  Jadi semua dihitung dengan satuan uang. Mamon.

 

 

Pendekar Solo

 

Sumber Gambar:

Jakarta.Coconuts.co

godmammon.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun