Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pakde Kartono Memang Luar Biasa

24 September 2015   21:06 Diperbarui: 24 September 2015   21:09 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat ributnya Kompasiana yang mencoba membuktikan siapa Pakde Kartono sebenarnya bisa menjadi pembelajaran yang
berharga bagi yang jeli. Ada suara yang paling keras merespons isu PK dan GT. The haters (sebutan kompasianer
yang kontra Jokowi) dengan serempak bagaikan paduan suara seperti mendapatkan amunisi menyerang. "Tim Hore"
Prabowo atau lebih tepat "anti Jokowi" ini memang luar biasa kompak, sama kompaknya dengan Tim Hore Kompasiana
yang PK dianggap salah satu sesepuhnya. Bahkan usaha untuk mengaitkan Jokowi dengan kasus ini juga terlihat, tapi
seperti biasa angin pun berlalu. Alias ga ngefek.

Saya sendiri sebagai pendukung Jokowi tidak tahu dicap apa oleh para haters. Termasuk tim hore Kompasiana,
pendukungnya Jokowi fanatik, atau apa. I don't really care sih karena pada akhirnya kompasiana adalah "panggung
opini" alias ide dan pemikiran pribadi bukan kelompok. Sebab itu, entah itu Pakde Kartono atau Gayus Tambunan,
yang jelas opini-opininya sangat sangat disukai pembaca. Soal cabul atau tidak cabul, itu juga sebatas opini
masing-masing di panggung yang luas ini. Yang jelas admin ga masalah, dan ada yang suka tulisan-tulisannya.

 

What's my stand?

Pakde Kartono, Mbak Ifana, dan Mbak Vita memiliki beban moral untuk mengklarifikasi semua yang terjadi, that's for
sure. Karena mereka sudah connected secara personal dengan kompasianer-kompasianer yang lain. Di FB saya Pakde
dan Mbak Ifana friends, dan sekarang FB mbak Ifana hilang, tapi Pakde Kartono masih eksis. Diluar tanggung jawab
moral, mereka tidak memiliki tanggung jawab apapun yang kompasianer yang lain berhak menuntut.

Dilain pihak, secara logis, baik haters, lovers, setengah haters dan lovers, netral, and whatever jelas mengerti
bahwa TIDAK MUNGKIN foto sepenting itu (Gayus makan di resto bersama mbak-mbak) bisa lolos dengan gampang ke
medsos. Dan dengan sangat cepat tiba-tiba menkumham merespon. Sebagai pengamat warga, saya merasakan
kejanggalan. Siapa yang sebenarnya jadi mind masternya? Apakah begitu 'tololnya' GT atau PK sehingga menyebarkan
fotonya sendiri? Maka saran saya sebagai penulis warga yang bertanggung jawab, kita semua bertanggung jawab moral
juga menuliskan kebenaran bukan sekedar opini dari informasi yang tidak jelas.

 

So gimana?

Tempatkan Kompasiana sebagai "pasar ide" yang semua orang boleh beli dan jual. Admin adalah bagian dari pemain
yang punya hak mutlak/veto karena memiliki kepentingan juga. Masing-masing dari kita berhak connecting atau
friends dengan siapapun dan berhak untuk disconnect dan disfriend siapapun juga.

Dalam konteks itu, bagi saya PK adalah PK selama saya belum ketemu darat dan percaya jatidirinya, saya hanya
mengamati cara berfikir, opini, dan analisisnya. Dan tidak ke pribadi atau orangnya. Sangat aneh sementera
gembar-gembor jangan Ad Hominem, begitu ada "ujian" keaslian pribadi PK, tiba-tiba semua berusaha menghubungkan
pribadi PK dengan tulisan-tulisannya. Ga konsisten banget.

 

Konsekuensinya?

Kalau kemudian PK mengaku dia adalah lawyer dari GT. Apakah berhak dikutuki? Pekerjaan lawyer adalah membela
kebenaran hukum. Selama PK secara profesional bekerja, apa yang harus dipermasalahkan? Ini negara hukum, bukan
negara opini dan perasaan. Kalau belum tahu, dalam hukum semua terdakwa BERHAK mendapatkan dukungan lawyer.

Kalau ternyata Mbak Ifana, dan Mbak Vita temannya PK dan diajak ketemu GT sebagai bagian dari "guyonan" PK yang
bocor ke medsos, itupun tetap tidak membuat tulisan-tulisan mereka di Kompasiana tiba-tiba berubah makna.
Mengurangi kredibilitas mungkin, tapi makna tulisan itu sendiri tidak berubah. Jangankan penulis warga, "lha
wong" media sebesar TVOne saja pernah menayangkan yang menang pemilu bukan Jokowi. Oops koq jadi kesana.

 

My Conclusion

Kompasiana adalah platform media sosial yang masing-masing dari kita bertanggung jawab atas tulisan kita sendiri.
Bukan kelompok, bukan grup, dan bukan admin. Apapun motivasi kita menulis, cepat atau lambat akan terlihat. Dan
kita berhak menilai sesuai sudut pandang masing-masing. Jadi bagi saya, entah PK itu GT atau bukan dia adalah sosok yang luar biasa di dunia Kompasiana.  Dan kalau benar PK itu GT, kita harus akui ternyata GT bukan hanya bisa korupsi, tapi juga bisa menulis :). Bahkan saya jadi berfikir, mungkin ada sistem yang narapida dikasih kesempatan online hanya untuk nulis blog (dibatasi) kan mereka bisa jadi lebih kreatif dan belajar untuk sosialisasi. Ingat LP adalah Lembaga Pemasyarakatan, bukan sekedar kerangkeng binatang. (cat: ini bisa jadi polemik lain, ga usah perlu ditanggapi :))

Kompasiana adalah sebuah fenomena menarik di media sosial. Saya sangat mengharapkan kompasiana bisa eksis dan
terus menjadi icon "local brand" yang bisa mendunia. Biarpun sampai sekarang, sorry to say, menyelesaikan apps
saja tidak selesai-selesai. Dan sayang sekali group Kompas tidak serius dengan memposisikan Kompasiana sebagai
platform apps, saya tetap mendukung Kompasiana sebagai alternatif media mainstream yang tidak kalah noisenya.

#neversurrender Kang Pepih, dan #jangansensi para bagi yang lagi jengkel sama PK dan kinyis-kinyisnya. Let's move on, dan mulai "tuliskan kebenaran, hasilkan perubahan" untuk mendewasakan Indonesia Baru.  Ada PK atau tidak ada PK,  Pendekar Solo siap terus mengawal Indonesia Baru.  Are you with me? :)

 

 

* Apakah dengan menyatakan kebenaran, aku menjadi musuhmu? *

 

Pendekar Solo

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun