Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi, Jadilah Bapak Bagi Indonesia Baru

9 Juli 2015   22:32 Diperbarui: 9 Juli 2015   22:32 2265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : cnn.com

Mendengar cerita teman, keluarga, dan rekan bisnis dari Singapore tentang Alm. Lee Kwan Yew benar-benar membikin iri hati.  50 tahun merdekanya Singapore di rayakan menjadi 'tahun emas kemerdekaan'.  Sedangkan 1965 bagi Indonesia masih banyak menyisakan misteri kelam.  Negara yang dikatakan hanya seperti 'red dot' di peta itu ternyata menjadi hub internasional bagi bangsa-bangsa. Negara yang tidak memiliki sawah, tambang, bahkan air minum bisa berhasil demikian luar biasa, apa resepnya?

Hampir serempak, kalau warga negara Singapore ditanya, penyebab utama keberhasilan Singapore adalah Alm. Lee Kwan Yew sebagai FOUNDING FATHER.  Singapore punya Bapak!  Bagaimana  dengan Indonesia?

Sukarno, sang Founding Father Indonesia mati dengan terlunta-lunta.  Suharto bagaikan Bapak tiri yang akhirnya harus dibuang oleh anaknya sendiri.  Sejak itu, Indonesia bagaikan anak yatim yang mencari seorang Bapak.  Gus Dur mungkin paling mendekati menjadi pengganti Sukarno, tapi ternyata Gus Dur lebih tepat jadi guru bangsa.  Habibie, Mega, dan SBY belum memiliki kapasitas 'spiritual' untuk menggantikan Sukarno sebagai seorang Bapak bagi Indonesia. Mereka lebih sebagai 'baby sitter' bangsa ini.

Kini lahirlah Jokowi, saat ini waktunya pak Jokowi membuktikan untuk 'membapai' Indonesia.  Tiga hal utama dari 'fathering leader' (Pemimpin berorientasi Bapak) sudah ada dalam diri pak Jokowi.

#1 Nilai-nilai (Truth).  Revolusi mental adalah cara satu-satunya nilai-nilai bangsa ini diubahkan.  Pak Jokowi harus fokus dan secara sistematis harus bergerak untuk masa depan maupun masa kini.  Masa depan Anies Baswedan adalah panglima dari Revolusi Mental, anak-anak SD, SMP, SMA di siapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang bermental Indonesia Baru.  Masa kini harus diserahkan kepada orang-orang seperti Ahok (Bersih, Transparan, Profesional).  Tidak boleh ada keraguan sama sekali.  Revolusi Mental!

#2 Gaya hidup (Way).  Kesederhanaan Jokowi dan keluarganya harus dipertahankan dan benar-benar genuine dari hati.  Gaya hidup ini yang harus ditiru.  Impartasi dari kesederhanaan Jokowi ini memaksa bangsa ini semakin hidup sederhana dan menjauhi hedonisme dan pragmatisme

#3 Hubungan (Life).  Jokowi yang tidak pernah marah walaupun sering  di Jonrukan atau di PKSPiyungkan sangat pas dengan tahap psikologi masayrakat Indonesia sekarang.  Rakyat Indonesia yang sudah lama memiliki 'roh yatim piatu' sangat gampang di hasut (radikalisme), suka gaya hidup mewah untuk membuktikan diri  (hedonisme), masih memiliki sifat-sifat rendah diri dari penjajahan (kolonialisme), dan juga masih sangat kuat dengan kebanggaan ras (sukuisme).  Hanya seorang pemimpin yang bisa menjaga hubungan dengan semua pihak tapi tetap mengedepankan kebenaran dan keadilan yang akhirnya mampu membawa Indonesia dari keterpurukan.

China, Korea, Jepang, Singapore, Malaysia, bahkan Vietnam semua bergerak.  Indonesia Baru adalah masa depan dunia.  Yang dibutuhkan untuk mengaktifkan semua SDA dan SDM adalah seorang Bapak Bangsa pengganti Founding Father, Sukarno.  Seorang Bapak tidak perlu sempurna dan pandai, tapi seorang Bapak mampu mencintai anak-anaknya dengan kasih yang tak bersyarat.

Setelah kematian alm. Lee Kwan Yew, Singapore baru sadar sang Bapak hanya tidur 1.5-2 jam tiap hari untuk membangun bangsa. Inilah kekuatan seorang Bapak.  Kekuatan Cinta.  Pak Jokowi, Jadilah Bapak Bagi Indonesia Baru.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun