Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Membully Gibran, Jokowi Haters Blunder Besar

18 April 2015   16:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 2961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasukan cyber ala kampanye hitam sampai hari ini masih hidup.  Bahkan terasa lebih tersistematis, terstruktur, dan masif. Isu-isu yang digoreng sudah dipilih dan diatur sedemikian rupa untuk membuat sebuah cerita yang menghipnotis.  Tujuannya jelas, mengkampanyekan Jokowi tidak mampu, berkarakter jelek, dan harus segera diturunkan. Dari semua isu yang coba dihembuskan, isu anak Jokowi, Gibran adalah sebuah blunder besar.  Alih-alih membentuk opini negatif, isu Gibran songong dsb membuat terbukanya topeng jahat pasukan cyber ini.  Membunuh karakter Gibran untuk menghantam Jokowi adalah sebuah kekeliruan strategi. Mengapa? Gibran tidak ada dipolitik dan fokusnyanya jelas kerja, kerja, dan kerja.  Sifat Gibran yang keras dalam menarik garis antara dia dan Jokowi justru sebuah kelebihan yang luar biasa.  Tanpa perlu promosi besar-besaran kualitas kepimpinan Jokowi terlihat dari sosok Gibran.  Karena kualitas pemimpin dilihat dari cara dia memimpin keluarganya. Megawati, Tommy, Yenny, Ilham, Puan, Ibas adalah anak-anak "mantan presiden" yang seharusnya di benchmarkkan dengan Gibran.  Semua anak presiden/mantan presiden masuk politik dan/atau proyek plat merah menggunakan fasilitas dan nama besar orang tua.  Gibran berani memastikan bahwa dia tidak mau dianggap mengekor Jokowi.  Usaha sendiri, kerja sendiri, dan tidak minta proyek-proyek pemerintah.  Mana yang lebih bagus? Soal BG, soal DP mobil DPR, soal kancing Jas, soal staf presiden, soal KPK, soal reshuffle, dsb bisa digoreng dan menjadi blur dengan isu yang sebenarnya.  Tapi soal Gibran tidak bisa.  Soal bully kepada Gibran jelas memperlihatkan betapa rendah moral cyber army, dan media-media pendukungnya. [caption id="" align="alignnone" width="630" caption="pkspiyungan.org"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun