[caption id="attachment_408460" align="aligncenter" width="629" caption="Foto: Suryaonline.co"][/caption]
Staf kepresidenan sedang mencoba membangun "dream team" dengan memanggil pulang lulusan luar negeri untuk bergabung. Â Saya termasuk yang sangat bahagia mendengarnya, apalagi setelah mengetahui bahwa Yanuar Nugroho teman SMA yang brilian ikut menjadi tim impian ini. Â Tapi apa lacur, kebahagiaan saya diganggu orang-orang bodoh yang mempermasalahkan lulusan Harvard.
2013 saya pernah menulis "Panggilan Pulang #menuju2914" Â Tulisan tersebut adalah ajakan untuk teman-teman pulang mensukseskan pemilu 2014, sebuah momentum yang akhirnya menjadi kenyataan.
Saudara/i, handai taulan yang pernah di LN, Lulusan LN, masih di LN, ataupun pulang-pergi LN adalah seharusnya orang-orang yang mampu melihat Indonesia dari luar lingkaran masalah dalam negeri. Selama ini masih menjadi kekuatan sporadis yang belum menjadi satu suara.  (sumber)
Sejarah mencatat bahwa pemilu 2014 dimenangkan oleh golput dan juga orang-orang Indonesia yang ada di LN. Belum pernah ada animo yang demikian besar untuk mencoblos Jokowi, karena tidak maunya kembali ke zaman kegelapan, orba.
2014 saya menulis lagi "Jokowi Menang, Gelombang Kembali Rumah Terjadi" Tulisan tersebut saya lebih menyoroti reverse culture dari lulusan LN yang perlu difasilitasi dan diantisipasi. Â Dan pentingnya pemerintah MENDUKUNG orang-orang terbaik Indonesia untuk PULANG!
Peran pemerintah seharusnya memberikan insentif bagi diaspora Indonesia yang memiliki kepandaian lebih untuk bisa bekerja di Indonesia. Â Di Singapore, orang-orang IT S2 diberi kemudahan untuk mendapatkan residence permit karena mereka dianggap bisa berkontribusi untuk bangsa. Â Pemerintah Indonesia harus bisa menjadi katalis gelombang pulang kampung ini dengan kemudahan-kemudahan bagi orang terbaik Indonesia. Indonesia Baru membutuhkan mereka. (sumber)
2015 saya menuliskan artikel ini dengan sangat kecewa terhadap orang-orang bodoh yang sangat picik dalam melihat permasalahan bangsa. Â Worse still, menggunakan metode by all means demi tujuannya tercapai.
***
Membandingkan lulusan LN dan DN bukanlah hal yang tepat dalam konteks membangun bangsa. Â Yang terbaik untuk bangsa itu yang harus menduduki tempat-tempat strategis. Â Ronald Reagan adalah presiden yang tidak begitu pandai secara akademis, beda dengan Obama, Clinton, dan Bush. Â Tapi dijaman Ronald Reagaan "yang hanya" seorang seniman, Amerika mengalami masa yang sangat subur. Â Secara rohani, moral, dan keuangan Ronald Reagan adalah sebuah cerita sukses. Dan kuncinya, dia memiliki tim terbaik dibidang masing-masing.
Jokowi sejak awal di tempatkan dalam sejarah Indonesia Baru sebagai pembuka jalan sehingga akhirnya orang-orang terbaik seperti Susi, Ahok, Anies, Yanuar, dll menemukan tempatnya. Â #PanggilanPulang garuda-garuda Indonesia yang terbaik untuk membangun bangsa adalah sebuah jalan emas menuju Indonesia Baru.