Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Paskah dan Nasionalisme Kristen : Studi Kasus Ahok & Jaya Suprana

4 April 2015   22:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bethorokolo.blogspot.com

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="bethorokolo.blogspot.com"][/caption] Konsep nasionalisme kristen adalah bagian dari pemikiran kristen yang sangat penting supaya para "pengikut Kristus" tahu menempatkan diri sebagai WNI ataupun warga negara lain di muka bumi. Paskah atau tepatnya passover (yang dilalui) memiliki pesan utama  konstruksi berfikir kekristenan yaitu pengampunan.   Karena manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah, maka manusia harus membayar segala kesalahannya.  Dan manusia berusaha membayar dengan moralitas/perbuatan baik. Sejarah mencatat, manusia gagal melakukannya.  Kejahatan ada disemua budaya, suku, dan bangsa.  Bukan hanya itu, NIAT JAHAT itu selalu terselip di hati nurani manusia.  Karena KASIH, supaya KEBENARAN tetap terjaga, dan KEADILAN terlaksana, sampai KEMULIAAN Allah dinyatakan maka manusia harus DIAMPUNI.  Pengampunan itu bukan sekedar grasi, tapi harus ada pengganti (substitusi).   Kematian dan Kebangkitan Kristus menjawab semuanya. Itulah berita Paskah.

***

Lalu apa hubungannya dengan Nasionalisme Kristen?  Prinsip Ilahi yang bersifat absolut, seperti kepercayaan lain, harus dipegang tertinggi dalam iman kristen.  Dan prinsip-prinsip Ilahi ini dikenal sebagai universal values, ataupun hukum positif, tidak akan ada konflik antara kitab suci dan konstitusi.  Gal 5:23b ".. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu..."

Prinsip Paskah Kristen yang menuntut implementasi dalam kebangsaan kristen adalah:

#1 Prinsip Equality

Semua orang sudah kehilangan kemuliaan Allah.  Artinya, semua WNI sama sudah kena pasal ini. Berdosa. Dengan kacamata ini, sebagai orang Kristen hidup berbangsa akan selalu mampu menghargai orang lain seberapapun "brengseknya" orang yang kita hadapi.  Karena ternyata dimata Tuhan, tanpa pengampunan, kita sama "brengseknya".

#2 Prinsip Propiatiation

Propitiation atau perdamaian adalah upaya untuk mendamaikan yang sudah bersalah dengan kebenaran tanpa mengurangi keadilan.  Harus ada SUBSTITUSI supaya propitiation terjadi.  Artinya, WNI Kristen memiliki tanggung jawab untuk secara aktif membangun negara sebagai SUBSTITUSI dari kesalahan-kesalahan yang ada dalam masyarakat.

Bahasa gampangnya, WNI Kristen harus bisa hadir sebagai perpanjangan tangan pemerintah sebagai wakil Tuhan ikut menyejahterakan masyarakat.  Bukan hanya sebagai tukang mengeluh, tetapi sebagai aktor perubahan di manapun dia berada.  Sebagai substitusi!

#3 Prinsip Wanting Nothing

Kasih dan Keadilan bertemu di Golgota.  Karena Kasih, Dia datang menjadi pembebas, demi keadilan Dia harus mati.  Sifat "dualisme" antara kasih-keadilan, natural-supranatural, Allah-manusia, menjadi dua sisi yang berjalan seiring dalam iman Kristen.  Artinya, tidak bisa salah satu di hilangkan. Prinsip ini membutuhkan PENGORBANAN salib untuk menyatukan.

No sacrifice, No Cross!  Dalam berbangsa, WNI Kristen harus memiliki nilai-nilai pengorbanan atau bahasa lebih merakyatnya PENGABDIAN.  Tanpa semangat mengabdi, menjadi petugas negara akan korupsi.  Tanpa semangat mengabdi, WNI tidak akan mau turun tangan tanpa imbalan.  Sampai titik "wanting nothing", kekristenan sampai kepuncak keindahannya yang bisa dinikmati orang lain.

#4 Prinsip Paradox

Salib adalah hukuman terhina di masa itu.  "Curse a man hung on the Cross".  Tapi jalan salib itu yang dipilih untuk menuju GLORY (Kemuliaan).  Keparadoxan dalam kekristenan ini yang membuat Kristen kadang susah dimengerti.  Dengan pemimpin agama, Yesus sangat kasar dan straight-forward, tetapi dengan pelacur, pemungut cukai, Yesus terlihat lebih toleran.

Lalu apa yang menjadi standard? Kebenaran!  Kekristenan bukan agama penderitaan, artinya mengagungkan penderitaan.  Kekristenan juga bukan agama hedonis yang mengagungkan sukses. Kekristenan adalah kehidupan dalam kasih karunia karena kebenaran Kristus.  Artinya, kebenaran adalah segalanya.

Dalam konteks nasionalisme, WNI Kristen adalah orang-orang yang TAAT HUKUM.  Pemerintah dipercaya sebagai wakil Tuhan untuk mendatangkan kebajikanNya.  Realitas bahwa hukum dunia bisa dibeli tidak membuat WNI Kristen menjadi tukang makar dan bikin onar.  Daniel, Esther, Yusuf adalah orang-orang yang hidup dalam prinsip paradox untuk menyelamatkan Babilonia, Persia, dan Mesir dimasanya.

***

Ahok dan Jaya Suprana adalah dua orang hebat yang hari-hari sedang menjadi pembicaraan di medsos.  Keduanya "pendekar" dan keduanya bisa dikategorikan WNI Kristen yang saleh.  Secara explisit keduanya ada perbedaan persepsi, kalau secara implisit kemungkinan mereka sedang memainkan politik kelas tinggi.  Mana yang benar, semua bisa dianalisis dari track record.

"Teologi Ahok" sangat kental dengan gaya evangelical-reformed.  Bagi yang mengenal sosok Abraham Kuyper, seorang tokoh reformed (teolog dan pemikir) yang menjadi PM Belanda di tahun 1901-1905 akan bisa melihat kemiripannya.  Ahok sangat menjunjung tinggi kebenaran (baca: taat hukum) dan pendekatannya biasa disebut "Just War" atau Perang yang benar.  Bagi Ahok, yang wanting nothing, mati pun sebuah keuntungan dan dia mau menjadi pengganti asalkan kebenaran di tegakkan.

Dilain pihak "Teologi Jaya Suprana" lebih kepada pendekatan Equality.  Sebagai budayawan dia lebih menekankan "jalan damai" untuk mencapai kemuliaan.  Dalam teologi sering pendekatan ini disebut "Pacifism".  Suatu pendekatan yang banyak digunakan  di abad ke-16 oleh Tertullian dan Anabaptis:

Pada abad ke-16, tradisi Tertullian tersebut diteruskan oleh kelompok Anabaptist yang dengan tegas menyatakan: "Christ is now our Lord, not the Old Testament."Akibatnya, mereka percaya bahwa setiap murid Kristus terpanggil untuk hidup dalam kasih, ketaatan dan kesetiaan yang radikal terhadap segala perkataan Kristus.

Salah satu contoh ekstrem dari Anabaptist adalah kasus Michael Sattler. Pada abad ke-16 ketika Eropa Barat diserang oleh orang-orang Turks, di hadapan publik Sattler berseru, "We should not resist any of our persecutors with the sword, but with prayer cling to God that He might resist and defend."Lebih jauh ia menegur orang-orang Kristen yang turut berperang, "The Turks knows nothing about the Christian faith, he is a 'Turk according to the flesh.' But you want to be considered Christians, boast of being Christ's and still persecute His pious witnesses, you are Turks according to the spirit." (Sumber)

***

Ahok dan Jaya Suprana serta kita semua sebenarnya memiliki kerinduan yang sama.  Indonesia bebas dari korupsi dan menjadi negara yang besar.  Cuma masalahnya untuk sampai kepada kondisi ideal kita harus melalui jalan-jalan yang tidak mudah.

Hal bagusnya, "polemik Ahok dan Jaya Suprana" ini seharusnya membangunkan gereja-gereja dari tidur panjang didalam 4 dinding gereja dan liturgi.  Ini waktunya, Daniel, Esther, dan Yusuf bangkit dan ikut membangun bangsa.

Kristen tidak pernah di desain menjadi kambing, tapi domba.  Domba memiliki destiny cuma satu, dikorbankan dan menghasilkan bulu.  WNI Kristen harus siap berkorban bagi bangsa, dan menghasilkan bulu-bulu terbagus bagi Pancasila dan NKRI.  Salam Indonesia Baru!

Pendekar Solo

Catatan : Selamat Paskah bagi teman dan Saudara yang merayakannya.  Tuhan memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun