Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indra Lesmana, Tersesat di Dunia Sendiri?

11 Januari 2014   22:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebagai salah satu pianis jazz yang di akui terbaik di Indonesia sejak remajanya, Indra Lesmana tidak pernah habis-habisnya berkarya di dunia musik.  Yang terakhir gaung "battle" antara dia dan Ahmad Dhani kembali mencuat.  Di produseri oleh resto ayam goreng cepat saji, membuat kolaborasi yang semakin membikin pertanyaan semakin menguat. Apa yang kau cari Mas Indra?

Battle yang seharusnya di lakukan bulan September itu diundur bulan Januari 2014 ini.  Sebelumnya ada wacana Krakatau Kembali Bersatu, sebuah usaha untuk menghidupkan lagi band lama yang mencuatkan nama-nama beken seperti Dwiki Dharmawan, Gilang Ramadhan, dan Indra sendiri.  Tapi kelihatannya usaha itu pun seakan layu sebelum berkembang.

Masih agak lumayan adalah inovasi album Indra 11:11 melalui app Store.  Konon di anggap sebuah sukses yang cukup fenomenal untuk "indie" dan inovatif di dunia digital.  Dan jangan lupa RW Lounge  yang cukup sukses membikin seorang Indra Lesmana lebih tampak sebagai pebisnis dari pada pemusik yang fokus untuk berkarya.

Ketika album Reborn diluncurkan tahun 2000 , semangat yang hendak di sampaikan adalah

"Setelah sempat menggeluti berbagai macam aliran musik, akhirnya INDRA LESMANA back to the root dengan merilis album REBORN yang nge-jazz ini." (Sumber)


Sekarang setelah 14 tahun, putra mahkota alm.  Jack Lesmana yang sejak kecil sudah mampu memainkan jazz-jazz standard di bawah didikan alm. Bubi Chen seakan-akan kebingungan dalam berkarya.   Mau kemana sang Maestro kita ini?

Kolaborasi dengan Dhani dan KFC sudah jelas adalah komersil.  KFC dan Dhani lebih di untungkan secara brand musikalnya diluar komersilnya, Indra dapat bagian komersilnya tanpa mendapatkan value-added apapun dari kolaborasi komersil semacam ini.

Sah-sah aja pemusik memutar otak untuk mencari makan di saat serbuan digital musik menghancurkan industri musik.  Tutupnya salah satu perusahaan rekaman terbesar di Indonesia Aquarius Mahakam, memang memperlihatkan kehidupan yang lebih sulit bagi seniman-seniman musik populer kita (Sumber).  Belum lagi hancurnya industri RBT (Ring Back Tone) 2 tahun belakangan ini, jelas memprihatinkan kehidupan pemusik-pemusik kita.

Tetapi apakah tidak ada lagi idealisme musik yang mampu bertahan dalam blantika musik Indonesia?  Sudah tersesatkan seorang Indra Lesmana (atau Indra-Indra yang lain) di dunianya sendiri, yaitu dunia musik?  Pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab para pemusik dan pemodal.

Tanpa idealisme dalam bermusik, Indonesia hanya akan selalu menjadi pengekor di dunia ini.  Jangan pernah membayangkan "go international" yang sungguh-sungguh internasional dengan gaya bermusik yang ikut-ikutan ataupun artis karbitan dari hasil talent show.  Seorang Indra Lesmana seharusnya bisa dan lebih dari mampu untuk menjadi panutan.  Kita tunggu kembalinya sang maestro atau lahirnya maestro yang baru.

Pendekar Solo


Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun