Kalau di kampus yg konon baik ini sj logika tak terawat, bagaimana di kampus2 lainnya. — Iwan Pranoto(@iwanpranoto) April 19, 2014
Sehari-hari tak pernah netral ke sesamanya, tiba2 mengagungkan netralitas. — Iwan Pranoto (@iwanpranoto) April 19, 2014
Boleh di pelajari di TL kampiun matematik Indonesia ini. Â Kristis dan jelas tidak berpihak. Â Tapi pesannya jelas, menyayangkan pola pikir (baca: intelektualitas) dari mahasiswa-mahasiwa penyuka demo yang sayangnya adalah anggota KM ITB sendiri.
@fadjroel calon presiden independen yang sangat vocal di twitterland, dia memaparkan pengalamannya selama jadi aktivis di ITB dan harus di buang ke nusakambangan.
Gerakan mahasiswa 1978, 1980an, 1998, berhasil mengakhiri depolitisasi kampus. Kampus berpolitik lagi dengan berbasis moral & intelektual.— Fadjroel Rachman(@fadjroeL) April 19, 2014
Tergulingnya Soeharto-Orba, akhiri depolitisasi kampus dg dicabutnya NKK-BKK, kampus tak lagi vakum politik tp berbasis moral-intelektual. — Fadjroel Rachman (@fadjroeL) April 19, 2014
Pembelajaran untuk "adik-adik" ITB yang harus segera di follow up. Â Menuduhkan "politisasi kampus" sementara jelas tersurat maupun tersirat bahwa KM ITB sedang memainkan kartunya. Â Pertanyaannya adalah siapa yang memainkan adik-adik ini. Â Lulusan SMA mereka orang-orang "yang netral" sekarang lulus belum, mereka sudah bermuatan politis.
Jelas yang lebih antusias menyambut Jokowi di ITB lebih mayoritas, tapi karena demo ini adalah pernyataan resmi KM ITB, maka politisasi kuliah umum Jokowi tak terhindarkan.
.@aSoekarnen: Mhsw ITB antusias denger JKW @gstff @adamWH68 @ShafiqPontoh @sripujiyanti @sidikpam @367113 @fadjroeL pic.twitter.com/1Snc45MyKv