Nama Edgar Jonathan mencuat setelah dilaporkan tim hukum Jokowi dengan dugaan tindakan pidana surat palsu, pencemaran nama baik, dan penghinaan. Â Di percaya sebagai pemimpin pasukan muda Gerindra yang tergabung di Tidar (Tunas Indonesia Raya), proses hukum ini layak untuk menjadi pembelajaran bagi kita semua. Â Lengkapannya bisa diikuti tulisan kompasianer Bre Dahana.
Kalau Prabowo atau Hasyim yang memiliki track record mungkin tidak akan seheboh ini. Â Karena mereka memang bagian dari Orba yang kusut sehingga menimbulkan potensi tersandung dan terjerat. Â Tapi Edgar Jonatahan dan Tidar adalah personifikasi dari masa depan Indonesia. Â Generasi yang akan meneruskan bangsa ini. Â Edgar adalah simbol dari "Gerindra yang akan datang", sebab itu ketika dia tercoreng, efek rusaknya jauh lebih besar.
Mampir ke kantor maya Edgar di Tidar  (www.tidar.or.id), saya menemukan 3 hal yang lebih mencengangkan.
1. Â Kantor operasional Tidar yang TIDAK KALAH dengan kantor Google.
[caption id="attachment_309692" align="alignnone" width="641" caption="Sumber : tidar.or.id dan google.com"][/caption]
Bergerak di pergerakan pemuda hampir seumur hidup saya, BELUM PERNAH saya melihat kantor semewah ini untuk sebuah organisasi masyarakat non-profit. Â Entah mengapa foto itu dipasang sebagai kebanggaan, dimana yang perlu dibanggakan?
Apakah di kantor mewah ini surat palsu dibuat? Itu ranah hukum, kita tunggu hasilnya nanti. Â Saya lebih tertarik menggarisbawahi tentang kantor yang mewah ini. Â Apakah ini "impartasi negatif" dari Prabowo dan keluarga besarnya yang memang bergaya hidup mewah, seperti dikatakan kompasianer Daniel HT (baca)?
Berapa uang diboroskan untuk membuat kantor semewah ini? Apakah tidak lebih baik untuk pergerakan pendidikan dan pelatihan pemuda-pemudi saja? Â Invest ke orang lebih bagus daripada invest ke gedung-gedung apalagi cuma kantor untuk organisasi sayap parpol.
2. Kegiatan TIDAR yang tidak begitu update
[caption id="attachment_309693" align="aligncenter" width="498" caption="tidar.or.id"]
Berita terakhir mereka setengah tahun yang lalu. Â Jadi kelompok Tidar ini jelas tidak aktif lagi mungkin karena mendekati pileg dan pilpres jadi seluruh pemuda Gerindra fokus di pemenangan pemilu. Â Kita pun tidak tahu. Â Yang jelas, kantor mewah itu jadi tempat mubazir tanpa kegiatan yang berguna.
3. Revolusi Putih ala Tidar
Di visi dan misi Prabowo ada istilah REVOLUSI PUTIH yakni memberi susu kepada anak-anak. Dari gallery Tidar saya baru "ngeh" maksudnya. Â Coba kita lihat foto berikut:
[caption id="attachment_309695" align="aligncenter" width="478" caption="tidar.or.id"]
Tertegun saya. Â Inikah revolusi putih yang dimaksud? Â Dan revolusi jenis ini mau melawan revolusi mental? Tidak salah? Ini kan kampanye Gerindra bukan aksi sosial. Â Memberi susu supaya mencoblos Gerindra disebut sebagai misi bangsa. Â I close my case. Â Speechless.
Kesimpulan:
Tidar menggambarkan dengan pas sekali karakteristik kubu Prabowo. Â Semua di kemas dengan sangat cantik, gagah, dan nampak indah, tapi sebenarnya tidak ada kegiatan yang berarti. Â Packaging yang dibuat demikian rupa sehingga merangsang kaum muda yang hedonis untuk merapat. Â Tapi 100% akan berbeda kualitas dengan dengan gerakan pemudanya Anies Baswedan di www.turuntangan.org yang menyebut dirinya "Relaan Rp. 0,-"
Bisa dimaklumi kalau pemimpin muda Tidar bisa bermasalah, karena Gerindra fokus kepada bangunan dan nampak luar dalam kaderisasi, bukan mental dan orangnya.
Catatan kecil yang penting : Â banyak sekali ya uangnya partai ini :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H