Beberapa hari terakhir, bukan Prabowo atau Hatta yang menjadi trend pembicaraan tapi justru adiknya Hasyim Djojohadikusumo. Â Sosok yang dipercaya sebagai "arsitek" dari Gerindra ini mulai diberitakan cukup intensif oleh mainstream media maupun social media.
Dimulai dari isu 52 Milyar di STT Jakarta yang Hasyim lontarkan, video youtube yang menjadi viral karena tuduhannya terhadapa PKS yang memotong orang-orang Kristen di departemen pertanian, dan juga tentang Prabowo yang pro amerika membuat nama Hasyim mulai dikenal.
Yang terakhir masih di STT Jakarta, Hasyim dengan tegas menyatakan bahwa dia MEMBERI IJIN Prabowo untuk berkoalisi dengan PKS berdasarkan pengertian dari ayat kitab suci. Â Berikut adalah kalimat Hasyim selengkapnya:
"Saya yang beri izin Prabowo untuk berkoalisi dengan PKS. Karena saya ingat Matius 10:16, yang intinya kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Karena bila Prabowo presiden, dia mampu kendalikan itu," ucap Hashim saat menghadiri Diskusi Publik Gereja Mendengar Visi Misi Capres 2014, yang diselenggarakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), di aula Sekolah Tinggi Teologia Jakarta, Senin (2/6). (Sumber)
Dari pernyataan tersebut jelas eksplisit siapa "the real leader" Â Hasyim jelas jauh lebih lihai dari Prabowo dalam "bermain catur". Â Prabowo adalah pemain, tapi Hasyim adalah pelatih.
Bagi orang kristen ayat yang dipakai Hasyim untuk berargumentasi dengan PGI cukup menaik karena dia menekankan CERDIK dan TULUS. Â Arti tersiratnya, gunakan PKS tapi jangan terseret permainan PKS. Terbukti selanjutnya Hasyim menyatakan di artikel yang sama bahwa dia akan keluar dari Gerindra apabila FPI diijinkan untuk bergabung. Â Perhatikan kalimat berikut.
"Tidak ada kerja sama dengan FPI, bila terjalin kerja sama antara Gerindra dan FPI, maka saya akan keluar dari partai ini," tegas Hashim. (Sumber)
Dari pernyataan-pernyataan Hasyim ini, secara obyektif harus saya katakan secara tersirat bahwa ada nilai-nilai yang masih dipertahankan Hasyim tapi sayangnya dia mencoba mengkompromikan nilai-nilai itu dengan realitas Gerindra yang tidak mencapai presiden threshold. "Menggunakan PKS" untuk kemenangan Prabowo. Â Itu skenarionya.
***
Dibanding dengan partai pendukung yang lain, perkawinan Gerindra-PKS paling kontroversial karena isu Ahok yang jelas-jelas di serang PKS selama pilgub DKI dan 2 tahun terkahir. Â Bahkan terakhir, jubir PKS keceplosan bicara (akhirnya coba dianulir) dengan mengatakan ssbb:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!